Senin 19 Aug 2013 16:05 WIB

Melani: Ikut Konvensi, Siapa Takut

Wakil Ketua MPR, Melani Leimena Suharli.
Foto: IST
Wakil Ketua MPR, Melani Leimena Suharli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Wakil Ketua MPR RI Melani Suharli Leimena mengaku siap maju konvensi Partai Demokrat jika diundang meskipun dirinya tahu diri akan kapasitas dan kemampuannya.

"Mungkin kalau saya disuruh maju atau diundang, siapa takut. Percaya diri, ya, tetapi harus tahu diri juga," kata Wakil Ketua MPR RI Melani Suharli Leimena pada dialog Empat Pilar di Senayan Jakarta, Senin.

Dialog Pilar Negara yang diselenggarakan Sekjen MPR RI bertema "68 Tahun Kemerdekaan: Bagaimana Indonesia ke Depan?" dengan menghadirkan pembicara, yaitu Wakil Ketua MPR RI Melani Suharli, Staf Ahli Presiden Bidang Ekonomi Dr. Firmanzah, dan sejarawan LIPI Dr. Asvi Marwan Adam.

Lebih lanjut Melani juga mempertanyakan dari calon-calon yang disebutkan tidak ada satu pun yang perempuan. Oleh karena itu, dirinya menyatakan siap jika memang diundang untuk ikut.

Menurut Melani, konvensi Partai Demokrat saat ini bisa menjadi model baru dalam mencari calon-calon pemimpin Indonesia ke depan
Lebih lanjut Melani menegaskan bahwa konvensi PD kali ini bukan sekadar pencitraan semata.

"Kita buat konvensi bukan sekadar basa-basi untuk mengangkat citra saja, melainkan benar-benar untuk mencari pemimpin masa depan," kata Melani.

Melani lantas mengatakan,"Yang penting hasil konvensi benar-benar asli penilaian dari masyarakat, bukan hasil intervensi dari siapa pun."

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa sebenarnya tidak setuju jika juga ikut diundang tokoh-tokoh parpol lain untuk ikut konvensi PD.

Oleh sebab itu, kata Melani, dirinya tak setuju mengundang orang-orang yang sudah punya partai.

Konvensi, menurut dia, seharusnya mengundang orang-orang berpotensial yang tidak berpartai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement