REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR SERI BEGAWAN -- Thailand meminta Indonesia untuk membeli beras mereka jika memang memerlukan. Namun Indonesia tidak akan begitu saja menerima tawaran tersebut karena masalah impor beras merupakan masalah yang sensitif dan juga harus melihat kebutuhan di dalam negeri.
"Kita memang ada nota kesepahaman dengan Thailand, yakni jika kita perlu maka mereka siap mengirim beras," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu (21/8).
Namun, lanjut Wamen, dia tidak bisa memutuskan apakah Indonesia akan menerima tawaran itu atau tidak. Karena untuk melakukan impor membutuhkan koordinasi dengan dengan pihak lain dan dengan pertimbangan kebutuhan.
Sementara itu Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo mengatakan Thailand memang meminta Indonesia membeli beras mereka. Namun nota kesepahaman untuk pengadaan beras dilakukan juga dengan negara lain. Seperti Vietnam dan Kamboja. "Jika sewaktu-waktu kita butuh beras mereka siap," katanya.
Nota juga tidak menyebutkan mengenai jumlah atau harga beli. Untuk membeli beras, lanjutnya, maka akan mempertimbangkan harga pasar internasional. Sehingga melihat harga termurah dengan kualitas yang sama.
"Wamen mengingatkan bahwa masalah beras masalah sensitif. Mungkin bagi Thailand jika mereka tidak bisa mengekspornya merupakan masalah sensitif. Namun bagi Indonesia jika mengimpornya menjadi masalah sensitif," katanya.