REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan pendapatan premi Adira Syariah Insurance (Adira Syariah) dari 2011 ke 2012 tumbuh 217 persen. Sepanjang semester I 2013, Adira Syariah berhasil meningkatkan pendapatan premi sebesar 33 persen.
Hingga pertengahan tahun ini, pendapatan premi Adira Syariah mencapai Rp 34 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 25 miliar. Berdasarkan Gross Written Premium (GWP), Adira Syariah masuk dalam dua besar asuransi terbaik dari seluruh perusahaan asuransi umum syariah dengan nilai GWP sekitar Rp162 miliar. Selain itu, Adira Syariah juga menyumbang market share cukup signifikan di industrinya yakni 12 persen.
"Kami akan terus melakukan perbaikan demi mendukung visi terbaru Adira Insurance yaitu menjadi asuransi pilihan dengan mengembangkan aspek syariah yang telah ada dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan," ujar Sharia Division Head Adira Insurance, Bimo Kustoro kepada ROL baru-baru ini.
Adira Syariah berkesempatan terpilih sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) Peringkat Pertama Asuransi Umum Syariah dengan Aset Lebih dari Rp 100 Miliar. Dalam penghargaan itu, Adira Syariah dinilai mengalami pertumbuhan positif dalam pengelolaan dana investasi, kontribusi bruto, maupun surplus underwriting dana Tabarru.
Dalam bisnisnya, Adira Syariah menerapkan akad wakalah bil ujroh yang mana dari total premi yang dihimpun akan dibagi ke dalam dana ujroh (untuk operasional perusahaan) dan dana Tabarru (untuk pengelolaan resiko atau klaim asuransi). Proporsi pembagian ujroh dan tabarru bervariasi, terutama bergantung pada jenis produk asuransinya. "Inilah yang menjadi salah satu pembeda cara pengelolaan dana dengan perusahaan asuransi syariah lainnya yang umumnya membagi dana Tabarru dan Ujroh dalam proporsi yang sama terhadap seluruh produknya," kata Bimo.
Pembedaan proporsi Ujroh dan Tabarru di setiap jenis produk dapat memberikan kecukupan dan keamanan saldo dana tabarru sehingga berada pada posisi cukup atau surplus. Kondisi surplus Tabarru ini yang menjadi penentu ada atau tidaknya bagi hasil yang diberikan ke nasabah di akhir masa periode asuransi, di samping pengelolaan investasi atas dana tabarru. "Selain aspek kesyariahan yang menjadi pembeda dengan produk asuransi lainnya, bagi hasil di akhir periode apabila nasabah tidak klaim juga menjadikan produk asuransi syariah menjadi lebih menarik," ucapnya.
Adira Insurance memang menyediakan beragam manfaat asuransi syariah yang diantaranya dapat diperoleh melalui produk Autocillin Ikhlas, Asuransi Personal Accident dalam Infaq Card (I-Card), Asuransi Personal Accident dan Pemutusan Hubungan Kerja, Asuransi Amanah Micro, serta berbagai produk lainnya yang sedang dalam taraf pengembangan. Sementara, jalur distribusi penjualan produk asuransi syariah Adira Insurance ada beberapa macam, yaitu menggunakan metode indirect marketing melalui channel-channel intermediary seperti bank, leasing, dealer, rental, agensi, broker, dan aliansi bisnis.