REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Produksi gula semut aren asal Kabupaten Sukabumi mampu menembus pasar luar negeri seperti Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan produk gula aren Sukabumi telah mendapatkan pengakuan dari luar negeri.
Gula semut adalah gula merah berbentuk serbuk. Produk ini digunakan sebagai campuran kopi di luar negeri.‘ ’Produksi gula semut Sukabumi menembus Amerika dan menyusul Jepang,’’ ujar Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Agus Ernawan, kepada Republika, Kamis (22/8).
Pengembangan gula semut aren ini dilakukan di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok. Dari data yang ada, ujar Agus, ada sebanyak 370 penyadap gula arean di kawasa tersebut. Mereka tergabung dalam tiga gabungan kelompok tani (Gapoktan) yakni Kelompak Tani Makmur, Bina Karya Sejahtera, dan Bina Karya Mandiri.
Menurut Agus, produksi gula semut mereka di ekspor melalui perantara CV Diva yang berada di Tangerang, Banten. Ke depan, produksi gula arean akan dikelola secara langsung oleh warga dalam wadah koperasi.
Agus mengungkapkan, produksi gula semut per minggunya cukup besar mencapai sebanyak 5 ton. Selain untuk eskpor, produk gula semut juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri seperti Jakarta, Bandung, Cianjur, dan Tangerang.Tingginya permintaan gula semut, terang Agus, disebabkan banyak warga yang membutuhkan untuk campuran kopi.
Perpaduan gula semut dan kopi ini dinilai lebih enak dikonsumsi dibandingkan kopi biasa.Harga jual gula semut, kata Agus, rata-rata mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
Besaran tersebut akan lebih mahal jika untuk kebutuhan ekspor karena harus melalui proses pengemasan.Ke depan, lanjut Agus, Diskoperindagsar akan melakukan pembinaan agar ratusan penyadap gula semut ini makin berkembang. Sehingga produk gula semut asli Sukabumi ini akan semakin dikenal masyarakat luas.