Jumat 23 Aug 2013 20:36 WIB

Arab Saudi Kuasai 49 Persen Pangsa Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Mansyur Faqih
keuangan syariah/ilustrasi
Foto: alifarabia.com
keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Arab Saudi adalah salah satu pasar terbesar perbankan dan keuangan syariah dunia. Arab Saudi berkontribusi besar dalam aset keuangan syariah yang jumlahnya mencapai 1,6 triliun dolar AS.

Direktur Jenderal Institut Penelitian dan Pelatihan Islam (IRTI), Mohammed Azmi Omar mengatakan, pangsa pasar domestik Arab Saudi di perbankan syariah mencapai 49 persen atau 207 miliar dolar AS pada 2011. "Sektor yang baru lahir ini tumbuh pada tingkat 20 persen per tahun," kata dia seperti dikutip Zawya, Jumat (23/8).

Omar menyebut pasar perbankan dan keuangan syariah diperkirakan memiliki market share lima persen dari total keseluruhan aset perbankan dunia. Popularitas perbankan syariah yang merupakan dasar nilai dan orientasi produksi, berkembang pesat terutama setelah krisis keuangan global. 

"Bank syariah membiayai proyek-proyek produktif yang dapat meningkatkan ekonomi riil dan tidak terlibat dalam kegiatan usaha yang bersifat spekulatif dan tidak etis," ujar Omar. 

Omar mengatakan, ada kekurangan pengetahuan tentang sistem, manfaat dan bagaimana fungsi keuangan syariah. Ini menjawab pertanyaan mengapa banyak negara masih enggan mengadopsi sistem syariah. Bank Pembangunan Islam (IDB) dan IRTI telah mempelopori kampanye mempromosikan sistem dengan mengorganisasi konferensi dan seminar internasional serta melakukan penelitian dan penerbitan buku. 

"Banyak orang, termasuk pejabat bank sentral masih tidak tahu apa itu perbankan syariah, manfaatnya dan bagaimana beroperasinya," ucapnya.

Omar menekankan pentingnya pasar sukuk yang tumbuh lebih cepat dari perbankan syariah. Sukuk, kata dia, menawarkan instrumen baik untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur. 

"Pasar sukuk di Arab Saudi berkembang pesat dengan sektor publik dan swasta untuk membiayai proyek-proyek mereka dan ada permintaan baik untuk sukuk," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement