REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Krisis Mesir yang dimulai dengan penggulingan Presiden Muhammad Mursi membuat luka rakyat Tepi Barat, Palestina, salah satunya Islambuli Badir. Sebagai ungkapan kesedihan, pria 36 tahun itu meracik parfum yang diberi merek dagang 'Mursi'.
Sayang seribu sayang, parfum ciptaan Badir itu dilarang beredar. Badir digelandang kepolisian setempat lantaran dicurigai sebagai pendukung gerakan Islamis garis keras.
Toko parfumnya di Kota Tulkarem, Tepi Barat ditutup. "Polisi keamanan menyita semua botol-botol parfum yang berlabel Mursi. Mereka juga menyita semua alat komunikasi dan komputer miliknya (Badir)," kata saudara Badir, Abdel Fattah Badir, seperti dilansir Huffington Post, Sabtu (24/8).
Badir ditangkap Selasa (20/8). Satuan kepolisian memborgol Badir tanpa ada surat peringatan. Hingga kini tidak ada kabar terang tentang keberadaan Badir.
"Kami memohon maaf jika penggunaan merk itu adalah pelanggaran (hukum)," ungkap Fattah.
Kepolisian Palestina mengatakan, penangkapan Badir tidak saja soal nama tokoh Ikhwanul Muslimin tersebut di salah satu produk bisnisnya. AFP melaporkan, kepolisian curiga terhadap Badir sejak kepindahannya dari wilayah Gaza.
Kepolisian mencatatkan nama Badir sebagai anggota kelompok bersenjata Hamas. Nama Badir juga dimasukkan ke dalam gerakan berbahaya di kawasan. Namun, Fattah membantahnya.
Fattah menyebut penggunaan nama presiden terkudeta itu hanya untuk menarik pelanggan bukan yang lain. "Nama Mursi, bagaimana pun juga sudah ke saentero. Ini hanya bisnis menarik untuk pelanggan," kata Fattah menegaskan.