REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah mencatat minat kaum laki-laki di wilayah itu untuk menjadi akseptor KB selama ini minim.
"Program KB MOP (medis operasi pria) atau vasektomi sekarang ini baru mencapai 20 persen dari target," kata Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Jateng Erna Sulistyawati di Semarang, Kamis (30/8).
Menurut dia, target peserta MOP di Jateng pada tahun ini mencapai sebanyak 4.188 orang, sementara hingga sekarang ini baru tercapai 845 orang sehingga memang masih jauh dari target yang ditentukan.
Namun kebalikannya, kata dia, karena program KB MOW (medis operasi wanita) atau tubektomi di wilayah Jateng saat ini justru telah mencapai 99 persen dari target peserta sebanyak 309.045 perempuan.
"Kemungkinan, rendahnya minat pria untuk ber-KB disebabkan benturan budaya, mengingat program KB pria masih terbilang baru. Tenaga untuk menyosialisasikannya selama ini juga masih terbatas," katanya.
Ia menjelaskan bahwa idealnya satu penyuluh lapangan KB memegang peran sosialisasi di setiap desa, namun saat ini satu tenaga PLKB harus membawahi sampai lima desa sehingga menyulitkan untuk sosialisasi.
"Pria yang menjalani vasektomi memang tidak dibayar. Namun, diganti uang kerjanya selama tiga hari sebesar Rp 50 ribu. Sebagai kompensasinya tidak bekerja selama tiga hari untuk beristirahat," katanya.
Erna menjelaskan bahwa pria yang baru saja melakukan vasektomi memang diharuskan beristirahat minimal selama tiga hari setelah menjalani operasi sehingga diberikan kompensasi untuk mengganti selama beristirahat.
"Ini yang harus diketahui. Meski sudah divasektomi, fungsi alat pria masih sama, yakni masih bisa ereksi dan menyemburkan cairan saat berhubungan badan. Hanya saja, cairannya sudah tidak mengandung sperma," katanya.