REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, kecerdasan intelektual tidak cukup untuk menyelesaikan konflik sosial.
"Kecerdasan intelektual tidak cukup untuk membuat orang saling menyayangi, tetapi perlu kearifan lokal," kata Mensos saat membuka Konferensi Nasional Kearifan Lokal di Jakarta, Kamis (30/8).
Konflik sosial yang terjadi saat ini bahkan menurut Mensos bukan karena masalah ras, tetapi lebih kepada konflik yang dilakukan orang yang berpendidikan seperti tawuran antarsiswa, mahasiswa, termasuk masalah politik dalam pilkada.
"Kita prihatin mereka yang terdidik juga berkonflik. Contohnya siswa tawuran, kampus dibakar dan lain sebagainya," katanya.
Contoh lainnya, disebutkan Mensos, misalnya ada di suatu daerah ribut tentang penetapan satu Muharram dan diprihatinkan tidak ada tokoh di daerah itu yang membuat tenang situasi.
Untuk itu, dikatakan Mensos, perlu kecerdasan spiritual dan kepekaan hati, sebab tidak cukup hanya dengan kecerdasan intelektual.
Diharapkannya, kearifan lokal yang masih hidup di daerah-daerah bisa masuk dalam kurikulum, sehingga sejak dini anak-anak mengenal bahasa-bahasa yang baik dan kearifan lokal di daerahnya.
Namun, menurut Mensos, kearifan lokal saja tidak cukup untuk menyelesaikan konflik sosial jika tidak disosialisasikan dengan bagus.
"Saya tidak mengatakan bahwa semua harus dengan kearifan lokal, tetapi ini salah satu aset bangsa yang harus dipertahankan," kata Mensos.