REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Desa Shebaa di Lebanon, dengan 5.000 warga lokal selama musim dingin, sekarang menampung 6.000 pengungsi Suriah.
Selain pengungsi Suriah, sebanyak 43 sepeda motor, 30 keledai dan 12 mobil juga memasuki desa itu. Akibatnya ialah makin banyak air dan listrik dikonsumsi sehingga memicu penjatahan listrik buat warga setempat.
"Kami menerima keluhan setiap hari mengenai pencurian dan gangguan yang membuat dewan kotapraja bersidang dan membahas situasi ini," kata Mohammad Hachem, Kepala Desa Shebaa.
"(Dewan) itu memutuskan untuk menghubungi dinas keamanan Lebanon untuk mengatasi keadaan dan mengendalikan serta membatasi kekacauan yang kami alami."
Seperti Desa Shebaa, banyak desa dan kota besar di Lembah Bekaa di Lebanon kelebihan beban pengungsi Suriah.
Farid Al Oueidi, warga setempat dari Desa Rachaya di Bekaa Barat, mengatakan bahwa gerombolan prostitusi muncul di berbagai desa yang sejak dulu dikenal sebagai konservatif.
"Kami memandang pengungsi Suriah sebagai saudara. Kami merasa berkewajiban membantu mereka dari sudut pandang kemanusiaan. Tapi, apa yang mereka lakukan sekarang tidak bermoral dan kami tak bisa menerima itu," kata Al Oueidi kepada Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Jumat.
Khaled Al Amer, kepala salah satu desa di Bekaa Barat yang telah menampung pengungsi Suriah selama lebih dari dua tahun, mengatakan kepada Xinhua,"Gerakan pengungsi di desa kami telah meningkat dan di luar batas. Kami tak bisa lagi menerima kesalahan mereka yang tak pernah kami alami sebelumnya."
Beberapa sumber keamanan Lebanon menyebutkan angka kejahatan telah naik di desa penampung, seperti pencurian dan pelanggaran hak pribadi.
Laporan menyebutkan ada sebanyak 23 peristiwa setiap pekan. Kebanyakan berkaitan dengan persaingan dalam pasar kerja atau pelecehan.