Ahad 01 Sep 2013 09:47 WIB

IPW Catat 45 Penembakan dalam 20 Hari

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Fernan Rahadi
Penembakan (ilustrasi).
Foto: mjknightsmilitaryeffects.co.uk
Penembakan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi penembakan misterius (petrus) makin marak. Indonesia Police Watch (IPW) menilai Polri tidak berdaya mencegah dan menangkap pelakunya. Selama 45 hari terakhir sudah terjadi 20 kasus penembakan misterius dan hanya satu pelakunya yang berhasil ditangkap polisi, yakni ditangkap Polres Boyolali, Jawa Tengah.

Dalam siaran persnya kepada Republika, Ahad (1/9) IPW mendata, aksi petrus terjadi mulai dari Aceh hingga Papua. Dari 20 kasus petrus tersebut, 10 kasus terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sasarannya, 10 mobil, tiga halte Transjakarta, satu rumah polisi, empat polisi ditembak, dan satu penembakan pada TNI.

Dari peristiwa itu, tiga orang luka dan lima tewas. Tiga di antara yang tewas adalah polisi.  "Ironis memang, di negeri ini makin banyak 'koboi' yang main tembak sembarangan," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane.

Menurut Nata, aksi main tembak ini terjadi akibat dua hal. Pertama, pemerintah sangat permisif terhadap keberadaan senjata api di kalangan sipil dan tidak ada kebijakan untuk memberantas secara total. Hal ini diperparah dengan sikap pemerintah yang memungut PNBP bagi warga sipil yg memegang senjata api. Akibatnya, keinginan warga sipil memiliki senjata api kian tinggi.