Ahad 01 Sep 2013 19:13 WIB

Masih Perlukah PDI Perjuangan Andalkan 'Jokowi Effect'?

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Jokowi dan Megawati
Foto: Antara/Haryo Setyaki
Jokowi dan Megawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gungun Heryanto mengatakan figur Joko Widodo alias Jokowi masih cukup ampuh untuk diandalkan sebagai maghnet elektoral PDI Perjuangan (PDIP).

Menurutnya, kekalahan PDIP di Pilkada Jawa Timur 2013 tidak serta merta bisa diterjemahkan sebagai wujud memudarnya pesona Jokowi di masyarakat. Lantas masih perlukah PDIP andalkan Jokowi?

"Jokowi tetap menjadi sosok yang memberi insentif elektoral. Jadi jangan terlalu disederhanakan kegagalan di pilkada sebagai tidak ampuhnya Jokowi effect," kata Gungun ketika dihubungi Republika, Ahad (1/9).

Gungun menyampaikan fenomena "Jokowi effect" lebih menyangkut pada upaya memberi insentif elektoral terhadap jagoan PDIP di pilkada. Jokowi bukan jaminan kemenangan bagi calon kepala daerah yang diusung PDIP dalam pilkada. 

"Yang pasti, elektabilitas, popularitas, kesukaan dan penerimaan warga atau basis pemilih akan menentukan terpilih tidaknya kandidat," ujar Gungun.

Di saat yang sama, lanjutnya, kekalahan PDIP di Pilkada Jatim juga disebabkan kesadaran pemilih terhadap sosok Jokowi. Di mata mereka, Jokowi hanya sebatas pemberi dukungan terhadap salah satu calon kepala daerah yang akan mereka pilih. 

"Jadi efek Jokowi jangan disederhanakan secara serampangan sebagai keharusan menangnya kandidat yang didukung, tapi lebh pada naik tidaknya dukungan pemilih pada meraka yang didukung Jokowi,"  Gungun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement