Ahad 01 Sep 2013 22:02 WIB

Tiru Hong Kong, Palembang Terapkan "Evenue of Star", Apa Itu?

Sungai Musi di Palembang
Sungai Musi di Palembang

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Konsep penataan kawasan "Evenue of Star" di Kowloon, Hong Kong sangat pantas untuk diterapkan Pemkot Palembang dengan menata tepian Sungai Musi, sehingga menjadi objek wisata menarik di daerah itu.

Ketua PKK Palembang Masyito Romi Herton mengatakan bersama anggota PKK dan sejumlah jurnalis mereka telah mendatangi sejumlah objek wisata di Hong Kong. Kegiatan itu, salah satu upaya pihaknya memberikan masukan kepada pemkot setempat agar menata kawasan tepi sungai dan daerah lain menjadi objek wisata yang menarik.

Menurut Masyito, revitalisasi tepian Sungai Musi yang dilakukan pemkot setempat sejak beberapa tahun ini menjadi bukti konsistensi mendorong kawasan itu objek wisata andalan. Apalagi, dibandingkan "Evenue of Star" Hong Kong, tepian Sungai Musi lebih unik karena masih kental unsur tradisional yang sangat menarik wisatawan.

Masyito mengatakan bukan hanya wisata tepian laut di Kowloon itu yang menarik dan bisa diadopsi pemkot, tetapi integrasi transportasi umum dengan moda transportasi kereta api atau disebut MTR juga layak dijadikan acuan dalam pengembangan angkutan publik.

Optimalisasi angkutan publik sebagai sarana transportasi utama menjadi bagian penting untuk mendorong terciptanya lalu lintas yang lancar dengan polusi udara minim. 

Masyito menambahkan banyak yang bisa dipelajari dari negara maju seperti Hong Kong untuk diadopsi di Palembang. "Evenue of Star" merupakan kawasan tepi laut yang ditata sangat menarik oleh pemerintah Hong Kong.

Pemandangan berupa teluk yang dipinggirnya terdapat gedung-gedung menjulang tinggi dengan taman-taman tepi laut. Lokasi itu, menjadi salah satu tempat terkenal untuk pengambilan gambar film-film Hong Kong dan juga "Hollywood".

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement