REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar Blok G Tanah Abang yang menjadi tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL) mulai hari ini resmi beroperasi, Senin (2/9). Acara peresmian pasar dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan memberikan kunci kios secara simbolis kepada perwakilan pedagang.
Kegiatan peresmian dilakukan di depan pasar. Tepatnya di depan tangga yang menjadi akses utama untuk masuk ke Pasar Blok G. Tidak ada tenda maupun panggung yang berdiri di sana. Hanya ada sepasang ondel-ondel di pintu masuk tangga yang difungsikan sebagai panggung. Sementara itu, di depan tangga, berjejer puluhan kursi untuk undangan.
Dalam sambutannya, Gubernur Jokowi yang hobi memakai kemeja putih itu berpesan agar pedagang menjaga pasar yang telah direnovasi tersebut. Sebab, kata dia, semua permintaan pedagang agar mau dipindah ke Pasar Blok G telah dipenuhi pemerintah. Seperti mengecat ulang pasar, menambah tangga sebagai akses masuk, bahkan hingga menggratiskan sewa kios selama enam bulan.
"Saya sudah satu setengah bulan ini hampir setiap hari datang ke Tanah Abang. Malam hari pun kadang saya sampai jam 12 malam pun masih ngecek Blok G karena saya pingin tahu betul kondisinya seperti apa. Sekarang sudah rapih, saya pesen warga bersama memelihara dan merawat," ujarnya.
Mantan Walikota Solo itu juga berpesan agar pedagang tidak kembali turun ke jalan. Karenanya, dia juga meminta Satpol PP untuk mengawasi jalanan selama satu tahun untuk memastikan tidak ada lagi PKL.
"Jangan sampai ada yang keluar. Kalau ada satu yang keluar nanti yang lain ngikut. Saya titip pada Satpol PP supaya ini ditunggu satu tahun, jangan enam bulan. Kalau satu tahun tidak ada yang keluar, baru boleh dilepas," pesannya.
Sementara itu, perwakilan pedagang, Heri Safril yang memberikan sambutan dalam acara peresmian mengaku senang dengan program relokasi dari pemerintah tersebut. Menurut dia, program relokasi ini telah mengangkat harkat PKL dari pedagang yang informal menjadi pedagang yang formal.
"Terimakasih pada Pak Gubernur karena sudah peduli pada PKL. Dulu kami jualan di jalan kalau panas kepanasan, kalau hujan kehujanan, kalau ada satpol kami lari. Kami minta ini seterusnya ditertibkan," ujar dia.