REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Presiden Bolivia, Evo Morales, Ahad (1/9) waktu setempat mempertanyakan alasan Amerika Serikat bagi serangan militer terhadap Suriah. Morales menyatakan Washington dikendalikan oleh rasa haus akan sumber daya alam
''Ini seperti kondisinya 10 tahun lalu ketika AS menyerbu Irak,'' kata Morales sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Senin (2/9). Minyaknya Irak kini berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat.
Morales menyatakan Barat memiliki sejarah tindakan campur tangan serupa. Dia mengatakan 'kekaisaran' itu pertama kali memecah dunia pada 1494 ketika para penjelajah Eropa merampas Benua Amerika.
Pada 1886, beberapa negara Barat kembali keluar untuk membagi kekayaan dunia di antara diri mereka. Barat saat itu melakukannya dengan menyerbu Afrika.
"Pada 1916, Prancis dan Inggris membagi Timur Tengah di antara mereka sendiri. Prancis mengambil Suriah dan beberapa negara tetangganya, sedangkan Inggris menguasai negara lain," kata Morales.
Kepala Negara Bolivia itu mengecam berlanjutnya kehadiran pemerintah yang mengancam perang atau campur tangan militer seakan-akan dunia adalah harta benda mereka.
Morales menyeru semua negara untuk berkaca pada kehancuran yang ditimbulkan oleh aksi militer. Dia mempertanyakan keabsahan campur tangan militer di negara merdeka.