REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden, Boediono mengatakan perlu ada terobosan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang pendidikan. Caranya dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi yang telah berkembang.
Pemanfaatan tersebut harus secepatnya dan dilakukan secara luas. “Perlu terobosan bila tidak mau ketinggalan kereta. Kita harus lakukan lompatan salah satunya memanfaatkan teknologi mutakhir di bidang pendidikan secepatnya dan secara luas khususnya teknologi, informasi, dan komunikasi,” katanya saat memberikan kuliah perdana Universitas Surya di JCC, Selasa (3/9).
Pada dasarnya, pendidikan tak lain transfer dan diseminasi informasi. Medianya bisa bervariasi. Dengan perkembangan zaman, teknologi, informasi, dan komunikasi bisa jadi sarana yang memadai.
Ia pun memfokuskan pada pemanfaatan, penggunaan dan pembelajaran secara online alias e-learning. Menurutnya, jika bisa didesain dan diterapkan, e-learning bisa menjawab tantangan dan hambatan pendidikan di tanah air, yakni keterbatasan akses pendidikan.
Harapannya, pemerataan pendidikan pun dapat dipercepat. “Sistem e-learning skala nasional perlu dibangun dan dapat diterapkan semua jenjang pendidikan mulai SD sampai perguruan tinggi,” katanya.
Dengan e-learning itu, siswa di seluruh tanah air bisa mengakses paket online mata kuliah yang diinginkan. Dengan catatan, paket e-learning tersebut tetap memiliki substansi paket konvensional dengan kualitas yang mungkin lebih baik.
“Dalam system e-learning juga dimungkinkan interaksi real time antara instruktur dengan mahasiswa pengguna paket, semacam jaringan ‘tatap muka’ di dunia maya. Ini harus didesain dua arah yang memungkinkan interaksi terbangun secara maksimal,” katanya.