REPUBLIKA.CO.ID, ALQUDS -- Para tokoh dan lembaga Alquds menegaskan mereka menolak melaksanakan kurikulum Israel di lima sekolah pemerintah di Alquds yang mengajarkan kurikulum Palestina. Meskipun, sekolah-sekolah ini berada di bawah instruksi pemerintah kota Zionis di Alquds dan dinas pendidikannya.
Mereka mengatakan bahwa pengajaran kurikulum Zionis di sekolah-sekolah Alquds adalah penjajahan terhadap kesadaran nasional Palestina dan menguasai terhadap memori mereka.
Penerapan kurikulum Israel juga memalsukan sejarah Palestina dan mengaburkan budayanya, menghancurkan identitas dan afiliasinya, sekaligus merupakan proses penyesatan dan penipuan serta upaya memaksakan visi Zionis atas perjalanan sejarah bangsa Palestina dan bangsa Arab.
Ketua Dewan Tinggi Islam di Alquds, Syaikh Ikrimah Shabri, menyerukan adanya kerja nyata untuk menolak rencan ini.
Dia juga menyerukan untuk mengembalikan protes tahun 1967 ketika warga Alquds dipaksa mengajarkan kurikulum Zionis dan dipaksa oleh pemerintah kota Zionis kala itu.
“Orang tua tidak boleh berpangku tangan. Masa depan ini untuk anak-anak mereka. Yang lebih berbahaya dari penjajahan tanah air adalah penjajahan manusia,” kata Shabri seperti dikutip PIP.
Ketua Dinas Pendidikan dan Pengajaran di Alquds, Samir Jibril, mengatakan mereka menolak tegas arah yang bertujuan sebagai upaya penjajah Zionis untuk menguasai kesadaran warga Alquds dan seluruh kota Alquds.
''Kurikulum Israel ingin melakukan yahudisasi Alquds sesuai dengan rencana Zionis,” katanya.