REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mantan buruh migran di Desa Jangkaran Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo kini tergabung dalam paguyuban TKI (Tenaga Kerja Indonesia) Purna 'Maju Lestari' memproduksi berbagai hasil olahan pertanian lokal.
"Saat ini paguyuban tersebut mempunyai 33 anggota dan akhir pekan lalu mengikuti pameran yang diadakan oleh Australia Universities Consortium for in Country Indonesian Studies (ACICIS) di Fakultas Ilmu Budaya UGM," kata Pembina Paguyuban TKI Purna 'Maju Lestari', Dwi Purnami kepada Republika, Rabu (4/9).
Adapun produk yang dipamerkan adalah udang tepung, cake waluh, kue kering, wingko kelapa muda. Pameran ini bertujuan untuk mempertemukan antara komunitas dari negara Australia yang sedang belajar di UGM dengan komunitas yang ada di Yogyakarta.
Selain Paguyuban TKI Purna Maju Lestari, ada berbagai komunitas yang ikut dalam pameran komunitas tersebut diantaranya: TKI Purna Jaya (eks TKI Korea).
"Dengan pertemuan ini komunitas yang ikut dalam pameran bisa memberikan informasi kepada mahasiswa Australia tersebut, mengenai kegiatan komunitasnya, tujuan pembentukan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan aktifitas komunitas. Sehingga dengan berbagi informasi diharapkan akan tercipta hubungan kerjasama yang berguna bagi keduabelah," ujarnya.
Menurut dia, dengan mengikuti pameran tersebut pihaknya bisa bertemu dengan komunitas lain yang menawarkan kerjasama dalam bentuk pengemasan produk serta menerjemahkan brosur kedalam bahasa Inggris.
"Mudah-mudahan untuk pameran kedepan yang diadakan tiap semester ini paguyuban TKI Purna 'Maju Lestari' bisa diundang lagi untuk mengikuti pameran komunitas," harap dia.
Lebih lanjut Dwi mengatakan Paguyuban TKI Purna 'Maju Lestari' Desa Jangkaran adalah wadah bagi buruh migran yang sudah kembali ke desa.
Tujuan Paguyuban adalah untuk membangun desa dan bahu membahu untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya. Saat ini paguyuban sudah memiliki UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dengan mengoptimalkan bantuan peralatan dari BP3TKI.