REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ratusan Kepala Keluarga di Kampung Sampih, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, Jabar, terpaksa menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-hari.
Sejak satu bulan terakhir, sebagian besar sumur milik warga mengering akibat musim kemarau, sehingga mereka terpaksa mengunakan air sungai yang kotor bahkan bercampur dengan limbah.
"Kami terpaksa memakai air anak sungai yang masih tersisa, meskipun kotor. Ini sudah terjasi sejak beberapa tahun kebelakang tepatnya ketika musim kemarau tiba," kata Neneng Imas (32), Rabu (4/9).
Amin (46) ketua RT setempat mengatakan, hal tersebut sudah menjadi kebiasan warga di kampungnya setiap musim kemarau. Sumur-sumur yang ada mengalami kekeringan setiap masuknya musim kemarau.
Selama ini ungkap dia, warga menyadari air di anak Sungai Cisokan itu, tidak layak untuk dipakai guna kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Selama ini air di anak sungai tersebut hanya dipakai untuk mengairi sawah milik warga sekitar.
"Ini sudah terpaksa karena di Sungai Cikondang sudah tidak mengalirkan air, sehingga warga terpaksa mengunakan air anak sungai yang jelas-jelas kotor dan tidak sehat karena sudah bercampur dengan limbah manusia," ucapnya.
Dia mengakui meskipun ada sumber air bersih di pinggiran kampung, tidak dapat mencukupi kebutuhan warga, sehingga masyarakat berharap mendapat solusi dari pemerintah daerah dengan membangun sumur bor.
"Harapan kami ada bantuan dari pemerintah daerah, baik sumur bor atau pasokabn air bersih untuk warga. Karena saat ini sumber air bersih yang ada di kampung ini terus berkurang karena dipakai sejumlah warga dari kampung lain," tandasnya.