Kamis 05 Sep 2013 19:53 WIB

Kadiv SKK Migas Mengaku Hanya Jelaskan Dokumen

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Divisi Komersialisasi Minyak SKK Migas, Agus Sapto Rahardjo sebagai saksi dalam kasus suap terkait aktivitas di sektor hulu migas.

Agus mengaku hanya menjelaskan berbagai dokumen dalam pemeriksaan. "Saya diminta untuk menjelaskan dokumen-dokumen yang kemarin dikirim dari kita (SKK Migas) ke KPK," kata Agus yang ditemui usai pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (5/9).

Agus menambahkan ia juga menjelaskan terkait tugas pokok dan fungsi serta pelaksanaan-pelaksanaan tugas selaku jabatannya sebagai Kadiv Komersialisasi Minyak SKK Migas. Namun saat ditanya soal suap kepada Kepala SKK Migas nonaktif, Rudi Rubiandini, ia enggan menjawabnya.

Pemanggilan terhadap Agus Sapto ini merupakan kedua kalinya di KPK. Pemeriksaan pertama dilakukan pada 28 Agustus 2013 lalu. KPK juga telah melakukan pencegahan ke luar negeri terhadap Agus Sapto bersama beberapa orang lainnya dalam proses penyidikan kasus ini.

Agus Sapto merupakan salah satu dari enam orang yang dilakukan pencegahan ke luar negeri oleh KPK terkait kasus suap ini.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Waryono Karno juga telah dicegah karena terkait dengan uang sebesar 200 ribu Dolar AS yang disita dari ruang kerjanya dalam penggeledahan yang dilakukan KPK.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement