REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- Satu laporan inspektur senjata Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai penggunaan senjata kimia di Suriah kemungkinan akan diserahkan pada akhir pekan depan. Demikian kata Presiden Prancis, Francois Hollande, pada Sabtu.
"Ketika Kongres (Amerika Serikat) akan memberikan suara pada Kamis atau Jumat dan ketika kita akan memiliki laporan para inspektur (PBB) mungkin pada akhir pekan, keputusan itu harus dibuat," kata Hollande.
Sementara itu, negara-negara Uni Eropa (EU) Sabtu menyerukan tanggapan 'keras terhadap Suriah tetapi tidak mendukung aksi militer. Sementara, Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan bahaya mengabaikan serangan-serangan senjata kimia.
Baru saja pulang dari KTT G-20 di Saint Petersburg, Rusia, di mana ia gagal meraih dukungan dari para pemimpin dunia mengenai rencananya, Obama mendesak Kongres mengizinkan satu intervensi internsional atas apa yang dituduhkannya bahwa Presiden Suriah Bashar Al Assad menggunakan senjata-senjata kimia.
"Kita tidak dapat mengabaikan terhadap apa yang terjadi di Suriah," kata Obama dalam pidato mingguannya.
Kongres bersidang Senin dan Obama akan menyampaikan pidato nasionalnya pada Selasa mengenai kemungkinan tanggapan AS terhadap serangan 21 Agustus yang menewaskan ratusan orang di pinggiran kota Damaskus akibat serangan senjata kimia.
Washington mengusahakan dukungan dari sekutu-sekutunya yang terpecah belah di Eropa. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, melakukan perundingan lobi dengan 28 menteri luar negeri EU di ibu kota Lithuania, Vilnius, sebelum bertolak menuju Prancis setelah mengunjungi Inggris.