REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Harga tahu tempe disejumlah pasar tradisional di Cianjur, Jabar, Jumat (13/9) naik 100 persen seiring meroketnya harga kedelai di pasaran yang mencapai Rp9000 perkilogram.
Dani Sagina Purnanda (23) pedagang tempe di Pasar Induk Cianjur (PIC), mengatakan, kesulitan untuk menjual tempe pada konsumen dan pelangan. "Harganya naik hingga dua kali lipat, membuat pelanggan enggan untuk membeli tempe. Harga tempe sore ini Rp7.500 persetengah kilogram dari harga semula Rp4.000," katanya, Jumat.
Kesulitan dalam menjual tempe dari pagi hingga sore, tambah dia, terlihat dari stok tempe yang dijajakannya pada hari pertama setelah masal pedagang tahu dan tempe.
Hingga pukul 16.00 dari 100 kilogram tempe, dia hanya bisa menjual 50 kilogram. "Biasanya jam 10 pagi sudah habis, namun hari ini, hingga sore menjelang baru laku satu keranjang atau 50 kilogram," ucapnya.
Kisah yang sama diungkapkan Mumuh (41) pedagang tahu di Pasar Bojong Meron. Satu kantong tahu yang biasanya dijual Rp3.000, naik menjadi Rp4.000 per kantong.
Alhasil banyak pelanggannya yang mengurangi pembelian. Biasanya pembeli membayar lima sampai 10 kantong tahu, namun saat ini hanya membeli dua kantong.
"Hingga siang ini baru terjual 400 biji, biasanya sudah bisa menjual 2000 biji. Sebagian besar pembeli mengeluh mahalnya harga tahu saat ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Kopti Cianjur, Tarmuji menyebutkan, pasca mogok masal pengusaha tempe dan tahu kembali mulai berproduksi. Namun mereka terpaksa menaikan harga tempe dipasaran menjadi Rp3.000 dengan ukuran 13 sentimeter, tempe ukuran 17x25 sentimeter Rp4.000, sedangkan ukuran 20x30 sentimeter Rp8.000.