Kamis 19 Sep 2013 19:34 WIB

Revitalisasi Tak Kunjung Kelar, Pedagang Pasar Kolombo Demo

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Djibril Muhammad
Pasar
Foto: antara
Pasar

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Para pedagang pasar Kolombo, Condongcatur melakukan aksi demo atas revitalisasi pasar yang dikerjakan oleh PT Olah Kerta Agung. Lantaran proses revitalisasi pasar seharusnya telah selesai pada Maret 2013, namun hingga kini belum selesai.

"Renovasi pasar Kolombo yang dilakukan PT OKA tidak jadi hingga saat ini. Seharusnya Maret sudah jadi dan ditambah 6 bulan oleh bupati Sleman," kata Sumasih Satijo, Ketua persatuan pedagang pasar Kolombo, Kamis (19/9).

Lantaran tersendatnya pembangunan, para pedagang meminta agar Pemkab Sleman tidak memberikan izin pembangunan lagi. Selain itu, menurutnya PT OKA juga telah menjual kios ke para pedagang dengan harga yang lebih tinggi.

"Mereka menjual kios ke pedagang. Pedagang diminta membayar dari 7 juta menjadi 11 juta. 11 juta menjadi 17,5 juta. Dan ada denda juga bagi pedagang yang tidak membayar," kata Sumasih.

Sumasih juga mengaku relokasi sementara yang disediakan tidak layak dan tidak cukup untuk semua pedagang. Pasalnya ukuran lapak lebih kecil dan tidak terdapat fasilitas pendukung.

"Kami juga diminta pungli. Luas pasar dulu 5850 meter persegi, tapi relokasinya hanya 950 meter persegi," katanya.

Ia juga mengatakan sekitar 150 pedagang tidak mendapatkan tempat relokasi. Sumasih berharap kontrak pembangunan pasar dilakukan secara transparan dan terbuka.

Kepala Desa Condongcatur, Marsudi, mengaku dilema atas demo yang dilakukan oleh para pedagang Pasar Kolombo.

"Saya dilema harus membela siapa. Dengan kondisi ini saya membela PT OKA, namun apabila tersendat-sendat pengerjaannya karena pedagang menunda pembayaran, saya dilema," kata Marsudi, kepala Desa Condongcatur.

Marsudi mengatakan pasar Kolombo merupakan pasar desa yang revitalisasinya dikerjakan oleh pihak ketiga. Menurut dia, pembangunan revitalisasi pasar dilakukan selama tiga tahun. "1,5 tahun masa pembangunan dan 1,5 tahun masa pengelolaan," katanya.

Ia juga mengatakan sebelum pembangunan dilakukan, para pedagang mendapatkan sosialisasi pembayaran dan telah mendatangani surat pernyataan. "Pembayaran tersebut dapat diangsur tiga tahun," katanya menambahkann.

Menurut dia, pembangunan pasar yang tersendat lantaran adanya aksi yang dilakukan para pedagang. Ia pun mengaku telah melakukan mediasi dengan para pedagang lebih dari 20 kali.

Pembangunan revitalisasi pasar dilakukan dengan dana dari pihak ketiga dan sebagian dana juga berasal dari pedagang. Untuk kepemilikan kios, pihaknya lebih memprioritaskan pada pedagang lama.

Marsudi pun mengatakan saat ini pihaknya belum memperpanjang izin pembangunan PT OKA. "Akan ditunggu hingga akhir September nanti. Lalu kami koordinasikan," katanya.

Revitalisasi pasar dilakukan lantaran kondisi pasar sebelumnya sudah tidak layak dan semrawut. Pasar tersebut berdiri di atas tanas kas desa Condongcatur. PT OKA telah mengerjakan pembangunan hingga 70 persen di atas lahan seluas 5.685 meter persegi.

Bangunan pasar yang baru tersebut nantinya akan dibangun dua lantai dengan 694 unit kios. Namun, masih terdapat delapan kios yang belum dipesan pedagang. Anggaran pembangunan Pasar Kolombo yakni sebesar Rp 7,8 miliar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement