REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lokasi binaan pedagang hasil relokasi pedagang kaki lima (PKL) Pasar Minggu dikeluhkan para pedagang. Sejak dipindahkan ke dalam pasar dan lokasi binaan, omzet mereka menurun hingga 50 persen .
Salah seorang pedagang tomat, Juminah (40 tahun) mengatakan, berdagang di lokasi binaan sangat sepi pembeli. Sebelum dipindahkan, dalam sehari biasanya dia bisa menjual habis dua peti tomat.
"Sekarang sudah tiga hari berjualan dagangan saya masih banyak, untuk makan saja sulit karena hanya dapat untung Rp 50 ribu," kata dia kepada Republika, Jumat (27/9).
Mayoritas pedagang dulunya berjualan di pinggir jalan dan lampu lalu lintas sepanjang Pasar Minggu. Mereka rata-rata mengalami penurunan omzet akibat lokasi binaan yang kurang diminati pembeli. Lokasi binaan Pasar Minggu ini tidak dikenakan biaya. Pedagang hanya mengeluarkan Rp 1.000 per pedagang untuk kebersihan pasar.
Lain halnya dengan pedagang pakaian, di lokasi binaan ini mereka menilai kondisinya memang lebih rapi. Bay, seorang pedagang pakaian mengatakan, dagangan sepi pembeli bukan karena efek dari dipindahkan.
"Keadaan ekonomi seperti kebutuhan pokok yang naik ini membuat orang tidak ada yang datang," ujar Bay.
Menurut Muhidin, Kepala Satpol PP kelurahan Pasar Minggu, lokasi binaan Pasar Minggu dibagi menjadi tiga yaitu Lokbin, Blok B, dan Blok C. "Keseluruhannya adalah hasil relokasi pedagang yang sebelumnya berada di pinggir jalan, dan lampu lalulintas," ujar Muhidin.
PKL di Pasar Minggu ditertibkan oleh Satpol PP dikarenakan melanggar PERDA no 11 tahun 2007 tentang ketertiban umum. Selain itu, kawasan Pasar Minggu juga ditertibkan parkir liar di pinggir jalan, dan sebagian telah ditindak lanjuti ke Dinas Perhubungan. Salah satunya dengan dilakukannya tilang oleh Kepolisian.
Polisi Pamong Praja juga terus melakukan penertiban para PKL untuk mencegah mereka kembali berdagang di tempat yang sebelumnya. "Lokasi binaan diperuntukan untuk pedagang agar tidak kembali," tambahnya.
Para PKL di Pasar Minggu berharap dapat bertatap muka dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mereka ingin menjelaskan keluhan mereka dan agar lebih didengar.