Jumat 27 Sep 2013 18:43 WIB

Kriminolog: Diduga Ada Sindikat Penjualan Bayi Profesional

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kaki bayi (ilustrasi)
Kaki bayi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terungkapnya kasus penjualan bayi oleh seorang pegiat kesehatan di Bandung, Jawa Barat dinilai sebagai cerminan mengkhawatirkan.

Dibalik kejahatan bermotif ekonomi ini, diduga ada sindikat professional berpengalaman yang bermain. Kriminolog Universitas Airlangga Masdiana mengatakan, negara harus segera menghentikan praktik penjualan anak di Indonesia yang mulai terjadi tahun 1960an ini.

Dia berujar, semakin maraknya penjualan bayi menjadi bukti, kini manusia dianggap sebagai komoditi layaknya benda tak bernyawa.

 “Sebagai pelaku, orang tua anak menganggap bayi-bayi mereka aset untuk diperdagangkan. Dan hal itu terjadi karena ada godaan dari pembeli,” kata dia dihubungi Republika, dari Jakarta, Jumat (27/9).

Dia menjelaskan, situasi ekonomi yang menjepit membuat orang tua tergoda untuk menukar bayinya dengan sejumlah uang. Namun menurutnya, sebetulnya ekonomi sulit pun, pada dasarnya insting seorang ibu atau ayah tidak akan sampai hati melihat anaknya berpidah tangan.

Terlebih, kabar miring bahwa anak-anaknya kelak akan dijadikan budak seks bahkan dijual organ-organ tubuhnya pasti sudah diketahui orang tua.

Hadirnya sindikat ini, dikatakannya, menjadi penyebab utama transaksi bayi terjadi. Memang, kata dia, tak lantas semua pembeli bayi akan menjadikan anak tersebut untuk tujuan negatif. Bisa memang akan diasuh, mungkin juga murni atas keinginan mengadopsi.

"Tapi tentu saja mengapa marak terjadi ada unsur lain dibaliknya. Sindikat perdagangan manusia menjadi musuh utama yang harus semua eleman atasi,” kata Masdiana.

 Sebelumnya, seorang bidan berinisial T ditangkap di rumahnya pada Jumat pekan lalu di Bandung. Bidan berstatus Pagawai Negeri Sipil (PNS) ini diketahui menjual bayi kelahiran pasiennya seharga Rp 3-7 juta.

Diduga kuat, T merupakan bagian dari sindikat mengingat aksinya sudah berlangsung dua tahun lamanya. Dia memanfaatkan kebingungan orang tua bayi yang melahirkan buah hati atas hasil hubungan gelap.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement