Ahad 29 Sep 2013 08:49 WIB

Ahok Ungkap Motivasinya Jadi Pejabat

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Fernan Rahadi
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Basuki Tjahaya Purnama atau yang akrab disapa Ahok kini dikenal sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Meskipun demikian, sebelum menjadi orang nomor dua di DKI, dia juga pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI dan Bupati Belitung Timur.

Ahok sendiri sebenarnya lahir dan besar di lingkungan keluarga pengusaha. Sebelum menjadi pejabat, ayah tiga anak tersebut memiliki beberapa bisnis di bidang pertambangan dan perkebunan. Lantas, apa yang memotivasi dia untuk menjadi pejabat publik?

Pria lulusan Universitas Trisakti tersebut kemudian memaparkan alasannya. "Bapak saya pernah bilang,  kalau kita punya uang Rp 1 miliar, lalu dibagikan ke orang miskin masing-masing keluarga Rp 500 ribu, hanya bisa bantu 2.000 keluarga saja. Padahal di kampung saya waktu itu ada 9.000 keluarga," paparnya.

Dia juga mengatakan, seandainya dia bisa membagikan uang Rp 1 miliar tersebut, maka itu hanya cukup untuk satu bulan saja. Sementara bulan berikutnya, kata dia, orang miskin akan kembali melarat.  "Tapi kalau jadi pejabat publik saya bisa lakukan itu setiap hari tanpa mengeluarkan uang pribadi," ujarnya.

Suami dari Veronica itu pun mengatakan, selama menjabat sebagai wakil gubernur, cita-citanya untuk membantu lebih banyak orang bisa tercapai. Ahok mengungkapkan, melalui kekuasaannya, ia bisa membantu ratusan siswa-siswa miskin untuk menebus ijazahnya.

Selain itu, melalui program pemerintah DKI Jakarta, jutaan warga miskin juga bisa sekolah dan berobat gratis. "Padahal kalau jadi konglomerat sekalipun tidak bisa seperti itu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement