REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pieter C Zulkifli anggota Fraksi Partai Demokrat, akhirnya resmi dilantik menjadi Ketua Komisi III DPR RI setelah Ruhut Sitompul mengundurkan diri. Dalam pelantikan tersebut, Pieter memakai dasi kuning bergambar tokoh kartun Tweety.
"Saya memanjatkan puji syukur kepada yang Maha Kuasa atas rahmat yang diberikan kepada saya. Saya terharu dan tersanjung, semoga kesempatan ini membuat saya lebih baik dalam mendalami tugas-tugas penting DPR untuk kepentingan masyarakat," kata Pieter di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, (8/10).
Pieter yang semula aktif di Komisi II berharap bisa bekerja sama dengan baik dengan para anggota Komisi III lainnya. "Saya juga meminta dukungan kepada sahabat-sahabat lain yang belum hadir saat ini," katanya.
Sepanjang harmoni di Komisi III bisa selaras dan ada saling pengertian, Pieter meyakini tugas-tugas dapat diselesaikan dengan baik. "Saya harus melakukan koordinasi dengan para pimpinan, termasuk Gede Pasek," katanya.
Pieter juga berharap mendapat masukan dari para anggota yang saat ini sudah sibuk merumuskan undang-undang. Masukan ini dibutuhkan untuk memperdalam dan mempermudah dalam mengerjakan tugas-tugas di Komisi III.
Terkait adanya tudingan kalau dia sering bolos rapat, Pieter mengatakan, ada hal-hal yang penting yang harus dilakukan dalam beberapa kesempatan sehingga terpaksa tidak bisa hadir.
"Tidak mungkin saya terpaksa meninggalkan sidang kalau tanpa tujuan yang penting dan jelas, silakan lihat rekam jejak saya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Pieter menyatakan tidak merasa spesial walau dipilih menjadi Ketua Komisi III. "Ini merupakan amanah, silakan bertanya kepada pimpinan saya,"katanya.
Saat ditanya terkait dasinya bergambar Tweety, Pieter mengakui ia memang menyukai tokoh kartun tersebut. "Saya suka warna kuning, saya suka Tweety," katanya.
Dalam pelantikan tersebut, para penolak Ruhut tidak terlihat menghadiri pelantikan Pieter. Syarifudin Sudding dari Hanura, Ahmad Yani dari PPP, Bambang Soesatyo dari Golkar, dan Desmon J Mahesa dari Gerindra tidak terlihat batang hidungnya.