REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura kembali mendeteksi sebanyak 30 titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatera.
Menurut hasil rekaman satelit itu yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu, hotspot terbanyak berada di daratan Provinsi Riau yakni mencapai 16 titik.
Belasan titik panas tersebut tersebar di tiga wilayah kabupaten seperti Rokan Hilir terdeteksi ada 12 titik, kemudian di Bengkalis terapat sebanyak tiga titik, kemudian di Kabupaten Kampar ada satu hotspot.
Kemudian NOAA juga mendeteksi titik panas di daratan Provinsi Sumatera Utara yakni mencapai enam titik yang tersebar di tiga kabupaten.
Terbanyak di Kabupaten Padang Lawas yakni mencapai tiga hotspot, kemudian di Padang Lawas Utara sebanyak dua titik, dan terakhir sisanya berada di Simalungun.
Hotspot juga terdeteksi oleh NOAA berada di Provinsi Sumatera Selatan yakni enam titik yang tersebar di Kabupaten Muara Enim (3 titik), Ogan Komering Ulu (2 titik), serta di Musi Banyuasin (1 titik).
Terakhir NOAA juga mendeteksi keberadaan titik panas berada di Provinsi Aceh dan Jambi, masing-masing satu hotspot.
Untuk di Aceh titik panas terdeteksi di Kabupaten Aceh Barat Daya, sementara di Jambi berada di Kabupaten Tebo.
"Upaya pemadaman titik-titik api tersebut terus dilakukan oleh masing-masing BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Baik menggunakan helikopter, maupun dari darat," kata Humas BNPB Agus Wibowo yang dihubungi dari Pekanbaru.