Sabtu 12 Oct 2013 07:55 WIB

Kapal Terbalik, 33 Orang Tewas

Jenazah (ilustrasi)
Foto: photoshelter.com
Jenazah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA---Sedikitnya 33 orang dilaporkan tewas dan sebagian orang lagi belum ditemukan setelah satu kapal yang membawa sebanyak 250 migran Afrika terbalik pada Jumat (11/10) di perairan antara Malta dan Italia. Satu pekan sebelumnya kecelakaan kapal menewaskan lebih dari 300 orang di dekat pantai Italia, kata laporan media setempat.

Menurut stasiun televisi Rai, 33 mayat termasuk beberapa perempuan dan anak kecil sejauh ini telah ditemukan, setelah kapal yang dipenuhi penumpang terbalik saat para pendatang tersebut berusaha menarik perhatian satu pesawat militer yang terbang di atas wilayah itu, sekitar 104 kilometer di sebelah selatan Pulau Lampedusa, Italia.

Menurut laporan awal, sebanyak 50 orang telah meninggal setelah kapal tersebut terbalik. Satu kapal patroli Angkatan Bersenjata Malta (AFM) menjadi yang pertama bergegas ke tempat itu, lalu diikuti oleh dua kapal Angkatan laut Italia yang menerima tanda bahaya dari Pemerintah Malta. Beberapa helikopter melemparkan jaket pelampung dan rakit ke laut.

Rai mengatakan sebanyak 130 penyintas ditempatkan di satu kapal militer Malta, sementara sebanyak 50 orang --termasuk 10 anak kecil, berada di satu kapal Angkatan Laut Italia, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Kantor berita Italia, ANSA melaporkan sebanyak 15 migran lagi ditempatkan di satu kapal penangkap ikan Italia.

Peristiwa tersebut terjadi di perairan tempat Malta memiliki kewajiban untuk melakukan pencarian dan pertolongan, kata Menteri Pertahanan Italia Mario Mauro kepada stasiun TV Rai. "Kapal Angkatan Laut kami turun tangan di perairan yang menjadi tanggung jawab Malta segera setelah mereka diberitahu bahwa satu kapal terancam bahaya," kata Mauro. "Ini adalah hukum laut, yang menyatakan kalian harus bergerak ketika seseorang terancam bahaya," ia menambahkan.

Sementara itu di Malta, Perdana Menteri negeri itu Joseph Muscat mengatakan dalam satu taklimat di Ibu Kota Malta, Valletta pada Jumat malam Rumah Sakit terbesar di negeri tersebut, Mater Dei, berada dalam kondisi siaga penuh. Dan kamar mayat yang tak digunakan di Rumah Sakit St Luke telah dibukan kembali kalau-kalau diperlukan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement