REPUBLIKA.CO.ID, Tak ada jalan keluar. Itulah yang dirasakan rakyat Suriah yang berada di perbatasan kota Damaskus.
Mereka, khususnya yang berada dalam kekuasaan kelompok oposisi seakan-akan tak punya jalan selain kematian. Bahkan sehari setelah hari Raya Idul Adha, mereka dihujani bom dari pesawat-pesawat pemerintah.
Hal ini karena satu hari sebelumnya, Oposisi menembakkan mortir ke beberapa lokasi. Kelompok pengamat Hak Asasi Manusia, dikutip dari Al Jazeera mengatakan Oposisi menembakan roket ke tiga wilayah pinggir Damaskus.
Salah satu bom menghantam sebuah masjid di al Tadmon, yang terletak di selatan ibukota Damaskus. Militer pun balas menghujani bom di wilayah Ghouta, distrik timur Damaskus. Selain itu, militer juga menghujani bom di Kota Hama yang menewaskan tiga orang.
Seharusnya Hari Raya Idul Adha akan digunakan sebagai waktu gencatan senjata. Suriah kini memang terbagi dalam dua wilayah kekuasaaan. Kekuasaan oposisi dan Militer. Begitu juga dengan wilayah pinggiran Damaskus yang juga menjadi ajang perebutan oposisi dan militer dan militan yang setia kepada Bashar al Assad.
Beberapa waktu lalu, pinggiran Damaskus menjadi ajang klaim oposisi dan pemerintah. Khususnya siapa yang menembakkan senjata kimia ke wilayah itu. Ratusan orang tewas pada tanggal 21 Agustus akibat roket yang berisi gas saraf jatuh ke wilayah Zamalka, Ein Tarma dan Mua'adhamiya.
Sementara untuk lokasi di wilayah Damaskus relatif aman karena dalam genggaman militer Pemerintah. Meski sekali-kali oposisi menembakan roket ataupun mortir. Dari foto-foto yang ditampilkan Al Jazeera, tampak anak-anak berkumpul di Istana al Azem di Damaskus.