REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Analis dan perusahaan waralaba tampaknya tidak menyukai McDonald's Corporation belakangan ini. Goldman Sachs mengungkapkan restoran siap saji ini akan kehilangan semakin pelanggannya. "Dalam beberapa tahun terakhir McDonald's tidak memiliki inovasi yang kuat," ujar analis Goldman Michael Kelter, dikutip dari the Wall Street Journal, Senin (21/10).
Raksasa makanan cepat saji ini tengah berjuang karena kehilangan pelanggan setelah pesaingnya berinovasi meningkatkan operasi. Rantai makanan lain telah meningkatkan belanja iklan lebih cepat dibandingkan McDonald's sehingga mengurangi 'suara' perusahaan waralaba tersebut di pasar.
McDonald's menduduki peringkat ke-23 dalam daftar rantai makanan cepat saji dari segi kualitas makanan, penyehatan dan kesediaan pelanggan utnuk membayar lebih makanan. Buku menu restoran yang didirikan oleh McDonald bersaudara ini penuh sesak dengan berbagai jenis produk baru yang memperlambat layanan.
Lambatnya layanan akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebuah survei dari Janney Capital Market menyatakan McDonald's memiliki lebih dari 150 produk. "Anda tidak bisa memberikan layanan 60-90 detik dengan memiliki lebih dari 150 produk," ujar analis Janney Mark Kalinowski.
Manajemen McDonald's menolak memberikan komentar soal hal ini. Kinerja kuartal ketiga perseroan rencananya akan dirilis hari ini. Analis memperkirakan kinerja perseroan di kuartal ketiga tahun buku 2013 tidak akan berbeda dibandingkan tahun lalu. Sepanjang tahun ini saham perseroan hanya naik enam persen.