Rabu 30 Oct 2013 14:07 WIB

Hanura Minta Partai Lihat Data DPT Sebelum Diumumkan

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
  Sejumlah Pengurus KPU Kota dan Provinsi beserta Operator Data Input melakukan Rapat Kordinasi di Jakarta membahas penyusunan rencana kerja dan pemutakhiran daftar pemilih sebelum penetapan DPT final.
Foto: REPUBLIKA/ADHI WICAKSONO
Sejumlah Pengurus KPU Kota dan Provinsi beserta Operator Data Input melakukan Rapat Kordinasi di Jakarta membahas penyusunan rencana kerja dan pemutakhiran daftar pemilih sebelum penetapan DPT final.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Hanura meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) terlebih dahulu menyerahkan salinan daftar pemilih tetap (DPT) ke partai politik sebelum diumumkan ke masyarakat. Alasannya, agar ada proses saling mengawasi antara peserta dan penyelenggara pemilu. 

"Hanura berharap partai politik diberikan salinan DPT sebelum ditetapkan oleh KPU," kata Wasekjen DPP Hanura Bidang Hukum dan HAM DPP Hanura, Kristiawanto di Jakarta, Rabu (30/10).

Kristiawanto mengatakan, KPU tidak boleh menyepelekan persoalan jumlah DPT. Karena data DPT yang akurat merupakan kata kunci penyelenggaraan pemilu yang jujur dan demokratis. "Jika DPT pemilu 2014 bermasalah, maka secara otomatis pemilu 2014 akan bermasalah dan hasil pemilu akan menjadi cacat," ujarnya.

KPU juga diminta bisa memanfaatkan waktu secara optimal untuk membenahi data DPT yang masih bermasalah. Ia mengaku khawatir jika KPU gagal mengoptimalkan sisa waktu yang tersisa masyarakat akan kehilangan kepercayaan. 

"KPU punya waktu hingga 4 November. Kami khawatir jika sampai terjadi penundaan lagi karena masalah DPT, masyarakat akan curiga dan akan muncul ketidakpercayaan masyarakat pada penyelenggara pemilu," katanya.

Ia mengatakan, persoalan DPT yang selalu terjadi bisa mengurangi derajat kualitas hasil pemilu. Dia berharap persoalan itu tidak terjadi lagi pada pemilu 2014. "Penyempurnaan DPT perlu melibatkan semua stakeholder, dan tidak hanya terpaku pada data-data KPUD Provinsi atau kabupaten/kota," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement