Rabu 30 Oct 2013 17:37 WIB

Perkembangan BPR Syariah Stagnan, Ini Penyebab Utamanya

Rep: Satya Festiani/ Red: Heri Ruslan
Layanan di BPRS, ilustrasi
Layanan di BPRS, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) selama 2013 relatif stagnan. Jumlah BPRS dari 158 menjadi 160. Sedangkan jumlah kantor masih tetap 398. Modal menjadi kendala utama dalam pembukaan cabang.

Direktur Utama BPRS Rifatul Ummah, Betty Royani, mengatakan BPRS di Indonesia mengeluhkan peraturan BI mengenai minimum modal untuk membuka cabang. Menurutnya, BPRS memerlukan peraturan yang agak longgar, utamanya dalam hal modal.

"Dengan kondisi yang belum begitu besar, kita butuh dukungan. Aturan jangan terlalu ketat," ujar Betty, Rabu (30/10).

BPRS Rifatul Ummah saat ini hanya memiliki satu kantor pusat tanpa cabang. Betty mengatakan perusahaan berencana membuka cabang tahun depan. Selain modal, sumber daya manusia (SDM) juga menjadi kendala. Menurutnya, bank-bank syariah membutuhkan lebih banyak SDM yang mumpuni dalam hal perbankan syariah.