REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Bursa saham Palestina, Palestine Exchange, merampungkan pelatihan rutin kepada perusahaan-perusahaan sekuritas lokal di Ramallah, Rabu (30/10) sebagaimana dikutip dari situs bursa lokal pex.ps.
Pelatihan yang diadakan 28-10 Oktober ini bertujuan untuk memahami kebijakan-kebijakan terbaru lembaga bursa saham tersebut.
Bursa saham Palestina dinilai mempunyai potensi yang cukup besar untuk mengalami pertumbuhan.
Hanya saja, karena ekonomi Palestina sangat bergantung dengan kebijakan Zionis yang menduduki negara ini, banyak investor yang khawatir menanamkan modalnya untuk jangka lama.
Media al-monitor.com melaporkan, tahun lalu, bursa saham Palestina tidak kalah dengan bursa lainnya di Timur Tengah seperti Mesir maupun Dubai.
Seorang investor Abu Mahmoud yang menanamkan dananya di berbagai bursa saham Timur Tengah, seperti Mesir dan Uni Emirat Arab, mengatakan Bursa Paletina lebih menguntungkan.
"Bursa saham Palestina lebih baik dari Mesir dan Dubai; di sana ada mobilitas tinggi," katanya.
Namun, Sulayman Al Ridwan seorang Wakil Direktur di sebuah perusahaan sekuritas mengatakan, salah satu tantangan bursa Palestina adalah ambisi pemain saham yang ingin cepat mendapat untung.
Kara Ridwan, "Bursa Palestina mempunyai karakteristik dalam kecepatan dan stabilitas. Hal ini tidak disukai para spekulan yang mau mengambil resiko untuk mendapat laba tinggi, tapi bursa ini sangat stabil bagi investor jangka panjang."