Rabu 06 Nov 2013 09:53 WIB

Pergerakan Rupiah Terhadap Dolar AS Stagnan

Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Seorang petugas teller menghitung mata uang rupiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (6/11) pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 11.340 per dolar AS. Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar sedang mencermati hasil produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang akan diumumkan hari ini.

"Diharapkan hasil PDB dinilai baik pasar sehingga mendorong nilai tukar domestik kembali ke ara positif," katanya di Jakarta, Rabu (6/11). Meski demikian, ia menambahkan imbas dari data kembali defisitnya neraca perdagangan Indonesia masih membayangi pergerakan nilai tukar domestik.

Sementara itu dari eksternal, lanjut Reza, indeks manufaktur AS yang di atas estimasi dapat membuat laju nilai tukar AS masih berada dalam tren penguatan. "Terhadap mayoritas mata uang dunia, dolar AS cenderung naik seiring spekulasi pasar bahwa tappering off akan dipercepat," ujarnya.

Analis pasar uang Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan investor sedang menanti data produk domestik bruto Indonesia yang dapat memberi sentimen ke depannya. "Hambatan bagi kinerja rupiah memang masih ada, seiring dengan neraca perdagangan yang kembali defisit," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement