Rabu 06 Nov 2013 22:18 WIB

Peternak Ayam Kalsel Demo Akibat Harga Turun

Ayam (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ayam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Peternak ayam potong yang tergabung dalam Komunitas Peternak Mandiri Provinsi Kalimantan Selatan menggelar demo akibat penurunan harga ayam di pasaran sehingga merugikan usaha peternakan yang mereka jalankan.

Demo yang berlangsung Rabu pagi diikuti puluhan peternak ayam mandiri dengan mendatangi perusahaan besar pengelola peternakan di Banjarbaru, sekitar 35 kilometer dari ibukota Provinsi Kalsel, Banjarmasin.

Ada tiga perusahaan peternakan di Kota Banjarbaru didatangi peternak mandiri yakni PT Sinar Inti Mustika Jalan Ahmad Yani Km 36, PT Ciomas Adisatwa Jalan Panglima Batur dan PT Ciomas Satu di Jalan Mawar.

Tuntutan yang disampaikan para peternak adalah meminta kandang ayam (on farm) milik perusahaan ditutup sehingga tidak mengganggu harga jual ayam di pasaran yang dipasok peternak mandiri.

Ketua Komunitas Peternak Ayam Mandiri Mar'ie mengatakan, akibat melimpahnya pasokan ayam dari kandang ayam milik peternak besar membuat harga ayam di pasaran turun sehingga merugikan peternak mandiri.

"Kami minta kandang ayam milik perusahaan ditutup karena jika tetap beroperasi dan memasok ayam maka harga ayam turun dan dampaknya merugikan kami," ujar Mar'ie mewakili puluhan peternak mandiri.

Ia mengatakan, kerugian yang dialami peternak mandiri sangat besar mencapai puluhan hingga ratusan juta karena biaya produksi jauh lebih besar dibanding harga jual di pasaran yang turun sejak dua bulan terakhir.

"Biaya produksi ayam mencapai Rp 16.500 per kilogram sedangkan harga jual di pasaran Rp 12.500 bahkan turun hingga Rp11.500 sehingga peternak mandiri mengalami kerugian besar akibat penurunan harga itu," ujarnya.

Dikatakan, pihaknya mensinyalir penurunan harga ayam di pasaran akibat pasokan dari peternak besar membanjiri pasar sehingga membuat harga turun di bawah biaya produksi yang membuat peternak merugi.

"Makanya kami minta kandang ayam perusahaan ditutup, jika tidak ayam tetap banyak di pasaran dan otomatis harga turun sehingga merugikan peternak mandiri yang terancam tutup usahanya," kata dia.

Pimpinan PT Ciomas Satu Dody Agung mengatakan, penurunan harga ayam potong di pasaran bukan karena ada permainan tetapi pasokan yang melimpah di samping permintaan yang relatif menurun.

"Kalau permintaan kandang ditutup kami tidak berwenang memberikan jawaban tetapi yang jelas penurunan harga bukan karena ada permainan namun akibat kondisi pasar," ujarnya.

Usai menyampaikan aspirasi di depan manajemen perusahaan, para peternak yang selama aksi mendapat pengawalan puluhan anggota Polres Banjarbaru membubarkan diri dengan tertib.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement