REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, kembali bertandang ke Israel dan Palestina. Kunjungan tersebut menyusul mentoknya pembicaraan damai dua negara petikai tersebut.
Kerry tiba di Bandara Israel Ben Gurion Selasa (5/11). Lawatan tersebut adalah bagian dari tur politik luar negeri Kerry di Timur Tengah. Sehari sebelumnya, dia singgah ke Arab Saudi setelah bertandang ke Mesir. Kedatangannya kali ini adalah kunjungan kedua selama dirinya menjadi Menlu AS sejak Februari lalu.
Misi 'mondar-mandir' Kerry ke Israel - Palestina adalah untuk menjadi wasit dalam proses pembentukan dua negara, Israel dan Palestina. ''Saya yakin akan kemampuan kami (AS) untuk bekerja sama dengan mereka (Israel dan Palestina),'' kata Kerry, seperti dilansir Reuters, Rabu (6/11).
Namun dia tidak menganggap misinya kali ini akan membawa keberhasilan. Sebab misi pertamanya Mei lalu untuk menjadi penjamin perdamaian juga terancam gagal. Pembicaraan damai Israel - Palestina kembali kandas. Israel - Palestina saling tuduh tentang komitmen.
Palestina mengancam akan mundur dari pembicaraan jika Israel tetap melanjutkan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerussalem Timur dan Tepi Barat. Wilayah tersebut adalah wilayah Palestina yang dianeksasi paksa oleh Zionis pada 1967 silam. Penghentian pembangunan itu merupakan syarat utama dari Palestina. Syarat lainnya, Israel harus melakukan pembebasan tahanan.
Israel sempat menerima syarat terakhir. Sekira 200 warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel. Tapi Israel menolak menghentikan pembangunan. BBC News mengatakan, aneksasi paksa Israel telah menempatkan 500 ribu penduduk Israel ditanah Palestina. Pembangunan tersebut akan berlanjut dengan perluasan ribuan perumahan. Pekan lalu pemerintahan di Tel Aviv membuka kembali tender pembangunan tersebut.
Kerry menyatakan perlu untuk perjumpaan kembali dengan dua pemimpin. Kata dia, dia akan berhadapan langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan juga Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Bethlehem. Pertemuan tersebut akan kembali memastikan pembicaraan damai agar tidak kandas.