REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jawazat Tarhil di Sumaysi, Arab Saudi, menjamin barang-barang milik sejumlah tenaga kerja Indonesia "overstayers" yang disita oleh oknum petugas karantina imigrasi setempat, tidak akan hilang.
Jaka Wetan, TKI yang dokumen keimigrasiannya melebihi batas waktu izin tinggal (overstayers), memberitahukan hal itu dari dalam Jawazat Tarhil (Karantina Imigrasi) Sumaysi via telepon kepada Ketua PDI Perjuangan Korwil Arab Saudi Sharief Rachmat.
Sharief dari Jeddah kepada Antara di Semarang, Sabtu, mengemukakan bahwa Jaka Wetan menyampaikan informasi itu setelah ada pemberitaan mengenai petugas Jawazat Tarhil melakukan operasi penyisiran (sweeping) terhadap barang-barang milik TKI "overstayers" yang berada di dalam karantina itu.
"Pihak petugas Jawazat Tarhil di Sumaysi merespons keluhan para TKI 'overstayers' perihal barang-barang yang di-'sweeping' oleh oknum petugas yang tidak bertanggung jawab. Dan, ke depan mereka dipersilakan untuk mengambil barang-barangnya," kata Sharief.
Sebelumnya, sejumlah TKI "overstayers" yang berada di Tarhil Sumaysi, Jeddah, Arab Saudi, Jumat (8/11), mengabarkan bahwa petugas karantina imigrasi setempat terus melakukan "sweeping" barang-barang milik mereka.
"Barang-barang milik TKI 'overstayers' disita tanpa memberikan resi," kata Wakil Ketua Bidang Pengaduan Masyarakat Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari ketika dihubungi dari Semarang, Jumat (8/11) malam, usai menerima laporan situasi terkini penghuni karantina tersebut dari PDI Perjuangan Korwil Arab Saudi.
Bahkan, kata anggota Komisi III (Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan) DPR RI itu, peralatan mandi para TKI "overstayers" juga di-"sweeping" oleh petugas Jawazat Tarhil Sumaysi.
Eva mempertanyakan di mana para staf KJRI yang dijanjikan Menteri Luar Negeri RI Marty Muliana Natalegawa sebanyak enam orang per hari itu? KJRI harus koordinasi dengan penguasa setempat atas keamanan penampungan.
"Sepatutnya juga lobi agar TKI 'overstayers' diperbolehkan mempunyai telepon seluler supaya bisa berkomunikasi dengan keluarga maupun KJRI. Mereka juga dapat memonitoring situasi penampungan secara langsung," katanya.