REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan suara sebagian besar DPW PPP cukup kuat mendukung penetapan Suryadharma Ali sebagai bakal calon presiden, meski masalah pencalonan baru dibahas pada Rapimnas, Februari 2014.
"Kami terus 'monitoring' (mengamati) usulan-usulan dari DPW, suaranya banyak ke Suryadharma Ali. Begitu juga usulan poros tengah," kata Romahurmuziy di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan sekitar 10 DPW di Pulau Sumatera dan beberapa di Pulau Jawa sudah menyatakan bulat dukunganna untuk pencalonan Suryadharma.
Begitu juga ketika DPP melakukan konsolidasi dengan kader di Pulau Sulawesi. Dukungan untuk Suryadharma semakin kuat, ujarnya. "SDA dianggap kader terbaik," katanya.
Menurut dia, keinginan DPW juga diperkuat dengan kerinduan umat akan munculnya pemimpin bangsa yang berasal dari partai Islam. Pemimpin bangsa yang selalu berasal dari partai nasionalis, ujar dia, cenderung menimbulkan kejenuhan politik.
"Sudah puluhan tahun tidak ada pemimpin dari partai Islam, baru Abdurrahman Wahid, itu pun hanya 21 bulan, maka dari itu umat sangat rindu," ujarnya.
Meskipun demikian, menurut dia, Suryadharma Ali belum mengambil sikap mengenai pencalonannya sebagai bakal capres. Kader yang kini menjabat sebagai Menteri Agama itu ingin fokus dulu pada Pemilu Legislatif pada April mendatang.
"Pak Surya ingin menekankan dahulu mengenai elektabilitas partai, begitu juga elektabilitas dia," ujarnya.
Suryadharma Ali sebelumnya memberikan jawaban belum memberikan keputusan soal pencalonannya dengan alasan dirinya masih ingin fokus menjalankan tugas-tugasnya sebagai Menteri Agama.
Awalnya, dia mengungkapkan bahwa rencananya dia akan mengumumkan keputusannya apakah bersedia atau tidak diusung sebagai Capres dari PPP setelah penyelenggaraan haji pada 2013 ini selesai. Penyelenggaraan haji sendiri baru dinyatakan selesai pada 19 November nanti.
Namun, di sisi lain, dia juga menjelaskan bahwa untuk memberikan keputusan sebagai capres atau tidak, bukanlah persoalan sederhana dan harus dipikirkan masak-masak.
"Jadi tolong bersabar dulu, saya harus mempertimbangkannya secara masak apakah nanti akan maju atau tidak," ujarnya saat dijumpai di persemian Gedung FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin