REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan timpalannya dari Prancis, Francois Hollande, Rabu (13/11) membahas melalui telepon pembicaraan nuklir dengan Iran. Obama menyampaikan dukungan mereka bagi usul dari enam negara besar yang dikenal sebagai P5+1.
"Amerika Serikat dan Prancis sepenuhnya sepakat mengenai usul bersatu P5+1 kepada Iran dan pendekatan bagi perundingan tersebut," kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.
"Mereka menganggap usul P5+1 sebagai langkah bagus untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa program nuklir Iran benar-benar bertujuan damai," kata Gedung Putih sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Kamis.
Iran mengadakan pembicaraan intensif tiga-hari di Jenewa, Swiss, pekan lalu dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina, Rusia ditambah Jerman. Dalam pembicaraan tersebut, negara besar itu mestinya menyepakati peredaan sanksi atas Iran sebagai imbalan bagi kesepakatannya untuk menghentikan kegiatan nuklirnya.
Iran menuduh keretakan di dalam tubuh negara besar, terutama desakan Prancis bagi sikap lebih keras terhadap program nuklir Iran, menjadi penyebab kegagalan ditandatanganinya kesepakatan.
Sementara itu, Amerika Seikat menuduh perunding Iran tak mampu menerima usul yang diajukan tanpa berkonsultasi dengan pemimpin mereka di dalam negeri.
Namun, kedua pihak sepakat untuk bertemu lagi di Jenewa pada 20 November. Obama juga membahas pembicaraan nuklir Iran dengan perdana Menteri Inggris, David Cameron, melalui telepon pada Selasa (12/11).