REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau yang biasa disapa Romy, berpendapat bahwa wacana pembentukan koalisi partai Islam atau partai tengah cenderung digemboskan atau digagalkan oleh beberapa pihak.
"Wacana koalisi partai Islam ini memang cenderung digembosi oleh pihak-pihak yang tidak ingin 'partai tengah' terbentuk. Saya melihat ada upaya menghalangi partai-partai Islam ini bergabung membentuk koalisi 'partai tengah'," kata Romy saat ditemui di Gedung Nusantara II di Jakarta, Kamis.
Menurut Romy, beberapa partai politik nasionalis akan berupaya menggagalkan wacana terbentuknya koalisi partai Islam, yang rata-rata memiliki jumlah perolehan kursi di tengah-tengah.
Hal itu, kata dia, disebabkan partai-partai nasionalis tertentu memerlukan kehadiran partai Islam dengan perolehan suara "sedang" untuk diajak berkoalisi guna memenuhi persyaratan jumlah kursi dalam mengikuti Pemilihan Presiden 2014.
"Sebab dengan situasi politik sekarang ini, kemungkinan perolehan suara mereka tidak mungkin cukup untuk maju sendiri dalam Pilpres. Bagi partai-partai nasionalis yang hari ini telah menetapkan calon-calon presidennya, mereka pasti akan membutuhkan keberadaan partai tengah," katanya.
Romy memaparkan, bila dilihat dari perolehan kursi pada 2009, hanya Partai Demokrat yang mampu untuk maju sendiri dalam Pilpres dengan perolehan 112 kursi.
Namun, kata dia, partai-partai nasionalis yang lain praktis tidak memilki jumlah kursi yang cukup untuk maju sebagai partai tunggal dalam Pilpres. "Maka tingkat kebutuhan mereka akan adanya partai dengan jumlah kursi di 'tengah-tengah' untuk 'digandeng' atau berkoalisi sangat kuat," katanya.
Oleh karena itu, dia menilai wajar bila wacana tentang pembentukan koalisi partai tengah atau partai Islam akan 'digembosi' di tengah jalan agar tidak terwujud.
Upaya penggagalan wacana tersebut, menurut dia, terlihat dalam dua hal, salah satunya adalah adanya kecenderungan terus-menerus untuk 'mengecilkan' partai-partai berbasis Islam, yang memang rata-rata perolehan kursinya berada di tengah-tengah.
"Ada beberapa pernyataan, seperti partai Islam sekarang memasuki senja. Lalu dari segi elektabilitas, partai Islam itu tidak relevan lagi dan tidak ada bedanya dengan partai nasionalis," tuturnya.