REPUBLIKA.CO.ID, JAKARYA -- Masyarakat Indonesia tampaknya makin menyukai produk olahan susu. SurveI yang dilakukan ANZ menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konsumsi sebesar 4,8 persen dari tahun 2006 hingga 2010. "Produk ini termasuk liquid milk, yoghurt dan keju," ujar Director Industry Insight Agribusiness for ANZ, Michael White di Hotel Mulia, Senayan, Kamis (14/11).
Diantara negara ASEAN lainnya, Indonesia terdaftar sebagai negara konsumsi susunya naik signifikan, mencapai 4,8 persen per tahun dari periode 2006 hingga 2010. Estimasi konsumsi susu per kapita mencapai 11,7 liter per tahun.
Distribusi produk olahan susu pun dipandang semakin baik. Selama sepuluh tahun terakhir, terjadi penambahan distributor domestik lebih dari 10 persen. Investor pun punya kesempatan untuk menggarap pasar susu yang sangat luas ini. Pertumbuhan ritel modern termasuk milik asing juga menyumbang bertumbuhnya konsumsi susu dalam negeri. "Konsep hipermarket membuat distribusi produk olahan susu makin efektif," lanjutnya.
Sebanyak 90 persen susu produksi peternak domestik diserap sebagai bahan baku utama perusahaan pengolah susu. Sayangnya, pasar yang besar ini belum didukung produksi yang memadai. Produksi susu domestik tidak mencapai setengahnya memenuhi kebutuhan industri.
Alhasil, impor bahan baku susu pun cukup tinggi. Negara eksportir yang menjadi langganan industri yaitu Uni Eropa, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Australia. Umumnya negara-negara eksportir tersebut memiliki kondisi alam yang mirip dan memiliki hubungan politik yang bagus dengan Indonesia. Diperlukan pembenahan apabila produsen domestik kelak bisa bersaing dengan asing.
Supply Chain Director PT Nestle Indonesia Wisman Djaja mengatakan pihaknya tengah menggejot peningkatan produksi susu sebanyak 25 persen tahun ini. Ia pun berharap lebih banyak investor tertarik menggap peternakan agar target ini terkejar.
Nestle sendiri tengah berinvestasi dengan pendirian pabrik susu di Karawang yang rencananya dioperasikan pada September tahun depan. Sejauh ini Nestle melihat petani juga masih membutuhkan transfer ilmu untuk meningkatkan produksi. Selain itu petani dikatakan sedang kesulitan mendapatkan pakan hijauan sehingga harus dibantu.