REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta meresmikan laboratorim pembibitan sapi unggul milik PT Karya Anugerah Rumpin di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/11).
"Laboratorium ini adalah yang pertama di Indonesia," kata Menristek.
Laboratorium tersebut, kata Menristek, berfungsi untuk meneliti bibit-bibit sapi lokal yang ada di Tanah Air. "Bibit-bibit sapi lokal kita banyak yang kurang bagus, karena pada awalnya yang bagus dijual dan yang tersisa yang kurang bagus," kata Menristek.
Menristek menambahkan di laboratorium tersebut peneliti melakukan perbaikan terhadap bibit sapi yang unggul. "Jadi yang dipilih adalah sperma dari sapi yang bagus, kemudian dilakukan inseminasi buatan," jelas dia.
Proses pembibitan sapi di PT KAR menggunakan teknologi Inseminasi Buatan (IB) Sexing dan Transfer Embrio.
Teknologi IB Sexing yakni dengan menggunakan sperma beku yang kemudian diinseminasi dan bisa ditentukan jenis kelaminnya. Sedangkan teknologi Transfer Embrio yakni dengan memanfaatkan bibit unggul dari pejantan dan betina.
PT KAR bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menerapkan teknologi itu. "Saya yakin dengan adanya teknologi ini, swasembada daging dapat terwujud."
Direktur Operasional PT KAR Karnadi Wiguna mengatakan dengan menggunakan teknologi tersebut bisa menghasilkan sekitar 250 anak sapi setiap tahunnya. "Pembibitan yang dilakukan melalui sapi lokal seperti Ongole, Bali, Madura," jelas Karnadi.
Karnadi yakin dengan swasembada daging dapat terpenuhi jika pengusaha mau terjun ke pembibitan. "Tapi sayang, pengusaha tidak mau terjun ke pembibitan karena resiko kematian anak sapi tinggi dan investasinya jangka panjang," jelas Karnadi.
Perusahaan yang didirikannya pada 1998 itu, telah berkembang dari hanya dua ekor sapi pada awal mulanya menjadi 3.000 sapi. Selain usaha pembibitan, lanjut Karnadi, perusahaan itu juga bergerak dalam pengolahan pupuk kompos dan sapi perah.