Jumat 22 May 2015 17:28 WIB

Bojonegoro Minta Sapi Ongole Jadi Bibit Unggul

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyerahkan hewan kurban sapi Ongole, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/10).
Foto: Antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyerahkan hewan kurban sapi Ongole, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID,BOJONEGORO--Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengusulkan kepada Menteri Pertanian agar sapi lokal jenis ongole yang dikembangkan peternak di Kecamatan Tambakrejo, menjadi bibit sapi unggulan di Indonesia.

"Tim Kementerian Pertanian sudah melakukan penilaian beberapa kali di Kecamatan Tambakrejo, menanggapi usulan yang disampaikan pemkab soal sapi lokal jenis ongole itu," kata Asisten II Bidang Perekonomian Pemkab Bojonegoro Setyo Yuliono, di Bojonegoro, Jumat.

Ia yang didampingi Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Subekti menyatakan belum tahu hasil penilaian yang dilakukan Kementerian Pertanian yang melibatkan berbagai pihak atas usulan pemkab itu.

Namun, katanya, kalau memang disetujui, maka sapi lokal jenis ongole daerahnya, akan ditetapkan menjadi sapi unggulan di Indonesia.

"Pengembangbiakan sapi ongole akan dilakukan di Bojonegoro, yang selanjutnya bibitnya akan disebarkan ke seluruh Indonesia," paparnya.

"Sapi jenis Ongole memiliki berbagai keistimewaan, antara lain, selain besar, juga dagingnya disukai masyarakat," tambah Subekti.

Camat Tambakrejo Ngasiaji menyatakan di Bojonegoro, populasi sapi ongole terbanyak ada di Kecamatan Tambakrejo, dengan populasi mencapai lebih dari 14.300 ekor.

"Pengembangan sapi ongole layak dilakukan, dengan pertimbangan pemeliharaannya mudah, juga dagingnya lebih enak dibandingkan sapi jenis lainnya," ucapnya.

Ketua Koperasi "Lembu Seto" di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Agus Purnomo, menambahkan kalau tidak ada investor, maka populasi sapi ongole akan terus berkurang, karena dijual peternak.

"Penjualan sapi Ongole di desa kami berkisar 10-20 ekor setiap "pasaran" (lima hari). Padahal, kalau peternak bisa mempertahankan sapi Jantan yang ada untuk pejantan lebih lama, maka populasi sapi ongole akan terus bertambah," katanya, menegaskan.

Ia menjelaskan di desanya baru Karyawan Bank Indonesia Surabaya dan Petrokimia Gresik, yang menanamkan modalnya untuk pengembangan sapi ongole dengan jumlah masing-masing 10 ekor dan 20 ekor.

"Tapi sapi ongole milik PT Petrokimia Gresik sudah berkurang, karena dimanfaatkan sebagai hewan kurban ketika Idul Adha yang lalu," jelasnya.

Karyawan BI menanamkan investasi 10 ekor sapi ongole, pada 2011 lalu, karena yang pertama kali ikut terlibat dalam pengembangan sapi ongole di desa setempat bekerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement