REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Masuk menggantikan Avram Grant sebagai pelatih kepala Chelsea pada Juli 2008, kiprah Luiz Felipe Scolari di tim asal London Barat itu tidak berlangsung lama. Pelatih asal Brasil itu hanya bertahan kurang lebih sekitar delapan bulan, tepatnya hingga Februari 2009.
Pihak manajemen The Blues, khususnya sang pemilik, Roman Abramovic, kabarnya kecewa dengan kekalahan 0-2 dari Liverpool dan ditahan imbang Hull City 0-0 di kancah Liga Primer Inggris musim itu. Posisi Scolari itu pun digantikan oleh pelatih asal Belanda, Guus Hiddink. Kiprah pertama Scolari di kancah Liga Primer Inggris itu berakhir dengan kekecewaan.
Pelatih berusia 65 tahun itu mengakui, kiprahnya di The Blues lebih banyak diwarnai dengan kekecewaan. Berniat memperbaiki reputasinya di Liga Primer Inggris, pelatih yang membawa Brasil menjadi juara di Piala Dunia 2002 itu berharap bisa kembali membesut tim asal Liga Primer Inggris itu.
''Jika saya memiliki kesempatan kembali, maka saya akan melakukannya lagi. Chelsea adalah tim yang spektakuler dan saya masih berharap mereka meraih sukses. Saya kecewa dengan cara saya pergi dari Chelsea. Sebenarnya, saya berharap masa kerja saya di Chelsea bisa lebih lama lagi, mungkin dua atau tiga musim dan merasakan pengalaman melatih di Liga Primer Inggris,'' kata Scolari seperti dikutip The Guardian, Senin (18/19).
Scolari mengenang, salah satu alasannya hijrah dari Stamford Bridge adalah perseteruannya dengan sejumlah penggawa The Blues. Kendati begitu, pelatih berusia 65 tahun itu menolak menyebut nama-nama pemain yang sempat bersitegang dengan dirinya tersebut.
''Sejumlah pemain memang tidak sepakat dengan keputusan saya waktu itu. Saya mendengar mereka mengeluh 'saya tidak bisa bermain di posisi itu'. Saya tidak mau mendengarkan keluhan pemain itu, meskipun dia merupakan salah satu top skorer di liga pada saat itu,'' ungkap pelatih berjuluk 'Big Phil' tersebut.
Setelah membesut Chelsea, Scolari langsung mendapat tawaran untuk melatih tim asal Uzbekistan, Bunyodkor. Kemudian, pada 2010, Scolari kembali ke Brasil dan melatih Palmeiras, tim yang pernah diantarkannya meraih gelar Copa Libertadores. Namun, kerjasama itu berakhir pada 2012. Berselang dua bulan kemudian, Scolari ditunjuk guna menggantikan Mano Menezes sebagai pelatih kepala timnas Brasil. Tanpa ragu, mantan pelatih timnas Portugal itu langsung menerima tawaran dari Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) itu.
''Apa yang terjadi Inggris adalah sebuah kekecewaan besar. Tapi, hidup saya benar-benar berubah menjadi lebih baik usai hal itu. Saya juga mendapatkan kehormatan untuk melatih Brasil di gelaran Piala Dunia yang digelar di kandang kami sendiri. Hal ini jelas peningkatan status di karier kepelatihan saya,'' lanjut Scolari.