REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -– Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi warga di Kabupaten Cirebon. Warga pun diimbau untuk selalu waspada, apalagi saat ini sedang memasuki musim pancaroba dari kemarau ke penghujan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Selasa (19/11), jumlah warga yang terkena serangan DBD sejak awal 2013 hingga pekan ke-48 mencapai 732 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 orang di antaranya meninggal dunia.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada bulan yang sama di tahun 2012. Kala itu, jumlah penderita DBD hanya 600 orang. ‘’Kami minta warga untuk selalu waspada,’’ ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Raharjo.
Raharjo mengatakan, nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebar penyakit DBD, memiliki karakteristik mudah berkembang biak pada genangan air.
Padahal, dengan tingkat curah hujan yang tidak menentu akibat peralihan musim, telah menimbulkan banyak genangan air di lingkungan masyarakat.
Karenanya, melalui para petugas di setiap puskesmas, Dinas Kesehatan pun telah memberikan penyuluhan pencegahan DBD kepada warga. Di antaranya dengan melalui gerakan 3M (mengubur, menutup dan menguras).
Sementara itu, seorang warga Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Sukarya, mengaku sudah seminggu terakhir mengalami demam tinggi. Dia baru mengetahui terserang DBD setelah mendapat perawatan dari puskesmas setempat.
‘’Selama seminggu ini saya hanya menggunakan obat tradisional berupa kunyit, tidak tahu kalau sebenarnya saya terserang penyakit DBD,’’ tutur Sukarya.
Sukarya berharap, setelah mendapat perawatan di puskesmas, penyakit DBD yang dideritanya akan segera sembuh. Dengan demikian, dia dapat melakukan aktifitasnya kembali sebagai kuli bangunan.