REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 2.794 atlet dari 33 provinsi se-Indonesia akan mengikuti Pekan Olahragha Mahasiswa Nasional (POMNAS) ke XIII 2013 di Yogyakarta, 24 November - 1 Desember mendatang. POMNAS kali ini akan menggelar 14 cabang olahraga (cabor).
Tuan rumah POMNAS tahun ini adallah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Ketua Panitia POMNAS ke XIIII yang juga Wakil Rektor III UNY, Sumaryanto mengatakan, pada POMNAS sebelumnya maksimal hanya 10 cabor yang dipertadingkan. Namun kali ini ada penambahan 4 cabor khusus beregu yaitu voley, futsal, sepak bola dan basket.
"Selain cabor yang semakin banyak, jumlah atlet yang ikut tahun ini juga lebih banyak karena tahun sebelumnya hanya sekitar dua ribu mahasiwa," katanya di UNY, Rabu (20/11).
Sebanyak 14 Cabor tersebut akan digelar di tujuh perguruan tinggi di DIY. Ketujuh PT ini adalah UNY (renang, panahan, voley pantai, voley indoor, sepak bola, tenis meja dan futsal), UGM (tenis lapangan dan atletik), UII (basket), UPN (silat), STIE YKPN (bulutangkis), USD (catur) dan UIN Sunan Kalijaga (karate).
"Kita masih melakukan verifikasi atlet. Terkait keabsahannya. Namun setidaknya atlet ini berasal 135 PT se-Indonesia dan kemungkinan masih bertambah," ujarnya.
Pembukaan POMNAS 2013 ini akan dilakukan di UNY pada, 25 November mendatang dan penutupan dilakukan oleh Menpora pada 29 November 2013. Selain rangking perolehan medali dari setiap provinsi kata Sumaryanto, pihaknya juga akan merangking perolehan medali 20 besar perguruan tinggi.
Ini dilakukan untuk pengajuan beasiswa Pasca sarjana bagi mahasiswa yang memperoleh medali emas di ajang tersebut.
"Ini penting karena pada PIMNAS, mahasiswa yang memperoleh emas dapat beasiswa maka di POMNAS juga akan kita ajukan ke Kemendikbud," katanya.
Untuk antisipasi tindak kecurangan baik umur maupun status kemahasiswaa atletik pada POMNAS ini, pihaknya kata Sumaryanto sudah melakukan antisipasi semaksimal mungkin.
Selain mengantongi nama-nama atlet nasional dan internasional yang masuk pelatnas dan proliga, pihaknya juga menyiapkan beberapa trik agar tidak ada kecurangan penyediaan atlet oleh daerah.
Selain harus menyertakan akte kelahiran, ijazah terakhir dan kartu kemahasiswaan, atlet yang akan bertanding juga harus menyertakan bukti keabsahan dari perguruan tinggi asal.
"Kita juga akan kroscek ke website Dirjen Dikti untuk melacak kebenaran, apakah atlet ini mahasiswa atau bukan," katanya.