Senin 25 Nov 2013 14:22 WIB

'Mahfud MD Bisa Jadi Pemersatu, Asal Parpol Islam Ikhlas'

Rep: Ira Sasmita/ Red: Djibril Muhammad
Mahfud MD
Foto: Fian Firatmaja/ROL
Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan sosok Mahfud MD memang berpotensi menjadi pemersatu kekuatan pemilih berbasis Islam pada pemilu 2014 nanti.

Selama pimpinan partai politik Islam ikhlas dan legowo menjadikan Mahfud sebagai perwakilan mereka.

"Mahfud MD mungkin bisa saja, tapi itu sepanjang pimpinan parpol Islam lain ikhlas dengan Mahfud. Memang sebagai tokoh dia relatif bersih," kata Syamsuddin di Gedung LIPI, Jakarta, Senin (25/11).

Meski cukup bagus, sosok mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu dinilai Syamsuddin masih di bawah calon presiden populer lainnya. Misalnya saja bila dibandingkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Peluang Mahfud akan semakin kecil, Syamsuddin melanjutkan, jika dikaitkan dengan suara partai. Meski gabungan partai Islam lewat Poros Tengan pernah berjaya mengusung Gus Dur sebagai presiden, pada pemilu 2014 menurutnya peluang itu akan menurun. Sebab kekuatan partai Islam cenderung menurun dari tahun ke tahun.

"Segmen pemilih koalisi parpol Islam plus minusnya cuma 30 persen. Saya pikir sulit karena sedotan segmen pemilih yang nasionalis jauh lebih besar," ujarnya.

Suara pemilih Islam, menurut Syamsuddin juga banyak diberikan kepada partai nasionalis. Bahkan kekuatan Islam jauh lebih banyak tersebar pada partai-partai naisonalis ketimbang partai berbasis Islam sendiri.

Sebelumnya Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis koalisi partai politik berideologi Islam diinginkan masyarakat sebagai alternatif pada pemilihan umum presiden 2014 nanti. Koalisi diharapkan dapat menyatukan umat Islam yang tersebar di berbagai partai politik lain.

"Sebanyak 45.6 persen responden setuju dan menilai perlunya koalisi partai Islam," kata peneliti Lembaga LSN, Dita Pradipta kemarin.

Menurut Dita, responden mengemukakan beberapa alasan pentingnya koalisi dilakukan. Pertama untuk memelihara persatuan umat Islam.

Alasan ini dikemukakan 23.11 persen responden. Kemudian, 17.3 persen responden menginginkan partai Islam menang pada pemilu 2014. Sebanyak 8.4 persen menilai partai Islam perlu berkoalisi karena memiliki azas yang sama.

Sebagian beralasan koalisi untuk kemajuan umat (7.3 persen). untuk menjaga citra umat Islam (4.3 persen), serta alasan lainnya sebanyak 5.1 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement