REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain mengangkat Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Suhardi Alius sebagai Kabareskrim, Kapolri Jenderal Sutarman juga menjadikan Irjen Anton Bahrul Alam sebagai Inspektur Pengawas Umum (Irwasum) Mabes Polri.
Pengangkatan Anton sebagai Irwasum dianggap tepat karena Asisten Sarana dan Prasarana Kapolri yang akrab dipanggil Pak Haji ini memiliki integritas tinggi. “Tepat (pemilihan Anton menjadi Irwasum), mudah-mudahan setipa pelanggaran di lingkungan Polri bisa cepat ditindak tegas oleh Irwasum baru,” ujar Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah Abdurahaman, Senin (25/11).
Anton akan berjejer dengan para petinggi Mabes Polri paling lambat Januari nanti sesuai Surat Telegram Rahasia Kapolri bernomor ST/2312/XI/2013 tertanggal Ahad 24/11/2013. Dalam waktu dekat, Anton akan didapuk sebagai Tri Brata III (TB3). Artinya, dia akan menjadi orang paling penting di Polri setelah Kapolri dan Wakapolri. Sampai saat ini, kursi Irwasum masih diduduki oleh Komjen Imam Sudjarwo yang akan pensiun bulan depan.
Irjen Anton dikenal alim di jajaran Korps Bhayangkara. Dia adalah perwira yang dikenal sebagai pencetus polwan berjilbab semasa jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur (Jatim) beberapa tahun lalu. Bahkan, dia juga mewajibkan seluruh polisi muslim yang berdinas di Mapolda Jatim untuk Khatam Al-Quran saat itu.
Namun, karir Anton yang kala itu sedang cemerlang dengan segenap kebijakan syariahnnya justru menemui benturan. Dia tiba-tiba dicopot dari jabatan Kapolda Jatim beberapa bulan setelah hari pelantikan. Dikabarkan saat itu, Anton dianggap menyalahi aturan sepele terkait busana berpakaian.
Saat itu, Mabes Polri melihat aksi Anton yang menggunakan sorban dalam sebuah sesi wawancara dengan media tidak dapat dibenarkan. Diduga karena alasan itulah, Anton kemudian dilengserkan dari jabatannya dan ditarik ke Mabes Polri sebagai ahlisosek Kapolri.