Senin 25 Nov 2013 18:42 WIB

Merapi Dipastikan Tak Keluarkan Awan Panas

Rep: Yulianingsih/ Red: Dewi Mardiani
Awan panas Gunung Merapi
Awan panas Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memastikan tidak ada bekas awan panas atau wedhus gembel yang dihasilkan dari letusan Gunung Merapi pada 18  November 2013 lalu.

BPPTKG mengirimkan tim untuk melakukan pemantauan kondisi puncak Merapi pasca letusan tersebut. Tim yang beranggotakan 10 orang ini berangkat ke puncak pada Jumat (22/11) lalu dipimpin oleh Kasie Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Sri Sumarti.

"Kami tidak menemukan bekas awan panas hasil letusan kemarin (18/11).  Ini membuktikan bahwa letusan tersebut murni single event. Material vulkanik letusan kemarin sebagian di lontarkan ke Kali Gendol dan sebagian ke Kali Senowo. Kondisinua juga sudah dingin tidak panas," ujar Sri Sumarti kepada wartawan di kantor BPPTKG Yogyakarta, Senin (25/11).

Lontaran material vulkanik akibat letusan tersebut menurutnya juga hanya sampai radius 400 meter dari puncak Merapi.  "Material vulkaniknya tidak sampai menjangkau masyarakat, hanya radius 400 metaran saja," ujarnya.

Pusat letusan Merapi pada 18 November tersebut berupa retakan memanjang dan tidak memberikan efek pada deformasi (kecembungan) Merapi sendiri.  Material yang terlontar akibat letusan tersebut juga merupakan material lama bekas letusan 2010. Sehingga tidak ada material baru yang terbentuk dari hasil letusan 18 November tersebut.

"Tidak ada material berupa gypsum atau belerang di Puncak Merapi dan tidak ada bau belerang di bekas material letusan kemarin. Kalau itu material baru harusnya ada unsur belerang dan gypsumnya. Berarti yang terlontar saat letusan merupakan material kubah lava 2010 yang terdorong letusan saja," katanya.

Hal senada diungkapkan Kepala BPPTKG Yogyakarta, Subandriyo. Menurutnya, berdasarkan pengamatan langsung timnya di Puncak Merapi, tidak ditemukan jejak awan panas hasil letusan 18 November lalu. "Ini membuktikan bahwa hipotesis saya jika itu letusan freatik bukan magmatis terbukti," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement