REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pencapresan Jusuf Kalla oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Sulawesi Selatan dinilai hanya untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas Nasdem.
Penilaian itu disampaikan pengamat politik Unhas, Aswar Hasan. "Kalaupun ada partai politik yang menjual figur pak JK itu bisa saja menaikkan popularitas dan elektabilitas partainya dan tentu akan menjadi bumerang bilamana yang bersangkutan menolak, salah satunya Nasdem Sulsel," tuturnya di Makassar, Senin (25/11).
Ia berpendapat, Nasdem tentu berbeda-beda dalam membuat strategi untuk memenangkan partainya. Namun, yang harus menjadi perhatian adalah ketetapan partai itu sendiri apakah sudah mempunyai calon atau belum.
Selain itu, mantan wakil presiden itu adalah tokoh yang cukup disegani baik dalam negeri maupun luar negeri, hingga menjaga pencitrannya di mata publik. Alasan inilah yang mendasari sejumlah partai mencoba menjadikan JK sebagai ikon partai guna meningkatkan popularitas serta elektabilitas partai.
"Sejumlah partai saat ini berlomba-lomba mencari ruang dan mencari figur sebagai salah satu upaya mendulang suara di Pemilu Legislatif 9 April 2013 nanti salah satunya pak JK. Karena beliau itu mempunyai karakter kuat, prural dan pemersatu," bebernya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Sulsel Mubyl Handaling menyatakan mencalonkan JK sebagai capres. "Keputusan ini berasal dari tingkat bawah dan sudah diusulkan dalam Rapat Kerja di Jakarta beberapa waktu lalu, keputusan ini tidak melawan kebijakan partai termasuk pak Surya yang berkeinginan menjadi Capres," ujarnya berkilah.
Keputusan partai mengusung JK menjadi Capres dari Partai Nasdem, kata dia, itu bermula dari usulan pengurus di tingkat bawah serta aspirasi masyarakat umum yang diserap di timngkat DPW Nasdem Sulsel usai melakukan road show di 24 kabupaten kota di Sulsel.
"Masyarakat Sulsel telah merasakan banyak perubahan selama masa kepemimpinan pak JK, namun berbading terbalik saat ini dan cenderung Sulsel tidak lagi menjadi perhatian ditingkat pusat. Pak JK diyakini mampu memimpin Indonesia lebih baik lagi," tuturnya.